persija macan kemayoran..persija demi kemenangan..persija demi kejayaan..the Jak menyertaimu.

Rabu, 23 Juni 2010

Happy Bday JAKARTA 483thn


Bulan juni jakarta punya hajat. tepat tanggal 22 ibu kota negeri kita itu akan merayakan hari jadinya yang ke-483. sebagai salah satu penghuninya, jakarta merupakan kota yang menarik. karena di kota ini, kesempatan begitu terbuka. baik kesempatan melesat tinggi ke awan, atau terperosok ke keadaan paling hitam yang tak pernah terbayangkan.

sampai kini, kota ini masih menjadi magnet mayoritas penduduk daerah untuk mengadu nasib. termasuk aku. pertama kali ke jakarta aku menumpang kereta senja utama. di pagi buta itu aku memijakkan kaki di stasiun gambir. dan orang pertama yang aku lihat melintas adalah pemulung.

ironis, di bawah terang benderang lampu jalanan dan gedung-gedungnya yang menjulang tampak laki-laki tua telanjang kaki mengais-ngais sampah di pinggir jalan. benarkah sekeras itu ibu kota? aku masih berharap ibu kota lebih kejam dari ibu tiri yang sering aku dengar tak terbukti.

seperti cerita di film-film indonesia tahun 80an, segera aku mencari lowongan kerja. tiap pagi aku membeli beberapa koran sekaligus. dengan spidol merah, aku menandai lowongan mana yang sekiranya menarik. berangkatlah aku senin pagi itu ke sebuah alamat di jalan batu tulis raya no 52, jakarta pusat.

ternyata aku tak sendiri. di sana telah berjubel banyak orang yang mengantri. surat lamaran kertas folio yang aku tulis semalam tak terpakai, aku harus membeli formulir yang telah di tentukan. dan formulir yang sudah diisi itu harus dikembalikan pada hari kami kamis. pada hari yang di tentukan itu aku kembali, sampai di sana kantornya sudah bubar.

pengalaman itu tak membuatku menyerah. karena karena aku yakin, kota ini tetap akan memberi peluang bagi yang menginginkan. dan terbukti sampai sekarang aku tak pernah berkeinginan untuk pulang. aku terlanjur menikmati apa yang di tawarkan. di kota yang dihuni 13 jutaan orang ini aku menemukan suasana yang pas.

di kota ini aku bisa menjadi anonim, tak ada orang lain yang mengenaliku. di sini juga aku tak perlu berbasa-basi berperilaku sesuai standar orang baik-baik. di tempat baru ini aku senang karena tak ada orang yang mempedulikanku. termasuk ketika merayakan ulang tahun dengan jalan kaki di hujan deras karena kecopetan.

di tengah-tengah kemacetan yang mendera, diantara banjir yang tiap bulan melanda jakarta tak pernah menyurutkan setiap penghuninya untuk menyemai mimpi-mimpinya. semua orang berlomba-lomba untuk segera lebih dulu mewujudkannya. selamat ulang tahun jakarta, kerak telor dan musik tanjidor memeriahkan keberadaanmu.

Sumber : JAK mania

Minggu, 13 Juni 2010

Ucapan Selamat dari Cirebon


Saya masih ingat dan akan selalu mengingat, saat itu saya masih menjadi pendukung BR (Bandung Raya, Red) dan pada waktu itu saya sedang menyaksikan Semifinal Liga Indonesia tahun 1996 antara kesebelasan Bandung Raya melawan Mitra Surabaya di Stadion Gelora Bung Karno Senayan Jakarta.

Waktu itu secara kebetulan saya duduk berdampingan dengan seorang bapak warga Jakarta yang hadir untuk menyaksikan laga semifinal ini dan beliau mengaku sebagi pendukung dari kesebelasan Persija Jakarta, singkat cerita dalam obrolan singkat saya dengan Bapak tadi, beliau mengungkapkan keprihatinannya kenapa di kota sebesar Jakarta dengan jumlah penduduknya yang mencapai jutaan orang tetapi dukungan terhadap kesebelasan Persija dinilainya sangatlah minim, beliau mengungkapkan bahwa Stadion Menteng di Jakarta Pusat sebagai kandang Persija Jakarta yang berkapasitas tidak lebih dari 8000 orang bahkan sering terlihat kosong saat Persija berlaga disana, malahan beliau selalu melihat orang-orang daerah/kaum pendatanglah yang sering kali berpesta dan berbuat ulah seenaknya di kota Jakarta, beliau selalu memimpikan agar suatu hari nanti, Persija juga mempunyai basis pendukung yang fanatik, militan dan loyal seperti halnya pendukung dari kota-kota lainnya di Indonesia, sayang obrolan kami harus terhenti dan dipisahkan oleh tragedi gas air mata yang memilukan saat itu kerena terjadi kerusuhan di partai semifinal tersebut.

Namun ternyata harapan dari sang Bapak tersebut tidak sampai menunggu begitu lama, karena impian bapak tersebut benar-benar terwujud setelah setahun kemudian tepatnya tanggal 19 Desember 1997 atas kerja keras beberapa orang yang mencintai Persija, berdirilah THE JAKMANIA yang tujuan awalnya adalah sebagai wadah untuk mempersatukan para pecinta Persija Jakarta yang sekarang sudah tumbuh menjadi salah satu kelompok supporter besar dan segani di negeri ini karena terkenal dengan kefanatikannya, kreatif, loyal, militan dan cerdas namun tetap sportif dalam mendukung team Persija .

Harapan saya semoga THE JAKMANIA semakin kompak dan bersatu dengan menghindari konflik-konflik yang tidak perlu diantara sesama Pecinta Persija yang hanya membuat THE JAKMANIA menjadi tercerai berai.

Akhir kata Selamat Ulang Tahun yang ke -12 buat THE JAKMANIA dari kami orang Cirebon yang mencintai Persija..

HIDUP PERSIJA JAKARTA!!
By Orange Hitam - Cirebon.

Pertandingan Kandang Seperti Pertandingan Tandang


Dalam ulasan kali ini Crew JO sengaja tidak membahas masalah jalannya pertandingan secara mendetail, karena semua sudah bisa melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana jalannya pertandingan tersebut yang dari informasi yang didapatkan JO jumlah penonton pada pertandingan Persija Vs Arema (30/05/10) memecahkan rekor jumlah penonton terbanyak di ISL musim ini, sebanyak kurang lebih 84 rbu orang memadati GBK, belum lagi yang menonton siaran langsung.

Dari sisi jalannya seluruh rangkaian mulai dari penyediaan tiket, keadaan kedua pihak supporter yang menjadi bahasan yang enak buat di bahas. Sejauh mata Crew JO memandang dari area meliput di lapangan warna biru yang mendominasi, sempat berdiskusi sedikit dengan Crew JO yang lainnya (kebetulan kami berdua yang meliput pada pertandingan ini), ini Jakarta apa Malang? Atau jangan – jangan Kanjuruhan pindah ke sini?, begitulah kira – kira cuplikan keheranan kami melihat keadaan GBK sore itu (30/05/10).

Tidak heran kenapa situasi ini bisa tercipta, karena berhembus kabar dari pihak Aremania sudah melakukan Down Payment (Panjer) atas tiket yang akan di distribusikan kepada Aremania yang datang ke GBK. Okelah kalo memang mau mencari keuntungan tidak masalah, karena memang sepakbola sangat dinamis untuk bisa dijadikan sebuah industri bisnis, tapi ya harusnya lebih diperhatikan juga Panpelnya kan Panpel Persija, maen di Jakarta, yang maen Persija kenapa jadi yang diberi keistimewaan supporter team tamu?

Jangan hanya cari untung semata, perhatikan ratusan bahkan ribuan supporter tuan rumah yang notabene harusnya menjadi raja di rumahnya sendiri harus susah payah buat cari tiket, jam 12 siang tiket dinyatakan sudah habis, tidak semua tiket dijual di loket. Mirisnya terjadi penjualan tiket yang dilakukan oleh supporter tamu.

Ada lagi yang terlihat supporter tamu seperti dengan santainya menempati tribun wartawan dan VIP, tidak ada reaksi sama sekali dari panpel, padahal hal sebaliknya akan dilakukan oleh panpel apabila ada ketauan supporter tuan rumah yang loncat ke tribun tersebut pada pertandingan lain. Selain itu pada babak kedua terlihatnya penonton supporter tamu yang membludak sampai ke pinggir lapangan sisi selatan hingga menerobos masuk ke area dekat obor.

Walaupun pihak keamanan berusaha dengan sangat untuk mentertibkan mereka semua sia – sia karena jumlah mereka yang seperti tidak ada pembatasan kuota oleh panpel sehingga banyak sekali mereka datang dari kota asalnya. Sampai pada akhir wasit meniupkan peluit tanda berakhirnya pertandingan dengan skor 1-5 untuk kemenangan Arema supporter tamu berhamburan masuk ke lapangan.

Karena ketidaksigapan Panpel juga akhirnya dengan sangat terpaksa banyak suporter Persija yang jebolan di trbun atas, padahal kami yakin suporter Persija masih mampu untuk membeli tiket pertandingan, namun yang terjadi dilapangan tiket sangat langka didapatkan oleh suporter tuan rumah. Ada lagi yang sudah mempunyai tiket untuk kelas 1 karena di tribun tersebut sudah penuh oleh suporter tamu harus menonton di tribun atas, ironi.

Ada sedikit kemirisan yang kami rasakan dimana disaat team tamu mencetak gol, justru supporter tuan rumah seperti tidak kecewa ataupun sedih melihatnya malah asik ikut merayakan berjoget joget bersama, diluar keadaan dimana kedua supporter memang tidak ada masalah apapun, tapi ini menyangkut harga diri, kalian supporter siapa sebenarnya datang ke GBK sore itu. Padahal kami berdua tertunduk lesu saat kejadian itu.

Kenapa ini bisa terjadi? kenapa tidak ada kuota seperti yang dialami suporter Persija ketika hendak bertamu ke kandang lawan? Pertanyaan ini mungkin sama dengan apa yang dirasakan teman - teman suporter Persija yang lain melihat pertandingan tadi. Hendaknya ini menjadi catatan khusus buat panpel pertandingan Persija kedepannya.

Diluar dari kejadian itu semua kami mencatat secara keseluruhan supporter tuan rumah berhasil menjaga kedewasaannya untuk menahan diri dari tindakan yang bisa merugikan buat dirinya dan Persija tentunya, dan ada pengharapan yang sangat dari kami dan supporter Persija lainnya agar kejadian ketidaksigapan panpel dalam pertandingan ini tidak terulang dipertandingan selanjutnya

Untuk Persija kami tetap bangga padamu, dan akan selalu teriak dengan lantang PERSIJA…PERSIJA..PERSIJA..PERSIJA !!! SELAMANYA (ZNI – TITOV 2O - JO )
Pemutakhiran Terakhir ( Thursday, 03 June 2010 )

Fenomena JAKMANIA


Bagi warga Jakarta, Jakmania adalah sebuah “kebanggaan” sekaligus sesuatu yang “menyebalkan”. Iya, Jakmania adalah supporter kesebelasan PERSIJA milik Kota Jakarta. Kebanggan karena begitu banyak dan kompak para supporter PERSIJA ini, dengan seragam dan atribut mereka yang berwarna oranye.

Mereka sangat kompak saat sebuah pertandingan sepakbola kesebelasan PERSIJA berlangsung. Mereka tanpa dikomando akan datang ke lapangan sepakbola memberi dukungan. Mereka masih muda. Mereka energik. Mereka semua oranye.

Menyebalkan karena mereka membuat macet Jakarta. Tidak valid juga apabila mereka disalahkan, karena tanpa adanya Jakmania pun, Jakarta tetap selalu macet! Tapi macet total-closed-loop-locked selama 3 jam malam Minggu kemarin saat pertandingan sepakbola PERSIJA di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, adalah sebuah fenomenal.

Fenomena sosial yang menarik diamati. Fenomena Jakarta. Fenomena Jakmania.
Karena gue tinggal di Jakarta Selatan, beberapa kali gue on location saat pertandingan PERSIJA berlangsung. Gue berbaur dengan Jakmania. Mungkin cuma gue yang tidak ber-oranye-narsis-mode-on-ria… hihihi…. Gue ada di sana memang ingin mengamati perilaku Jakmania ini.

Yang gue dapati adalah aura kekompakkan. Juga energi yang menyebar ke sesama Jakmania, yang gue yakin mereka tidak kenal satu sama lain. Aura murni tanpa kepentingan masing-masing pribadi. Semua untuk mendukung kesebelasan PERSIJA.

Aura mereka inilah yang ber-interference dengan aura gue. Membuat beberapa kali gue merinding: gue baru sadar ternyata banyak sekali potensi energi anak muda Jakarta ini! Potensi yang sayang sekali akan habis sia-sia selesainya pertandingan. Potensi yang seharusnya digali, diarahkan, dan disalurkan. Potensi untuk Jakarta yang lebih baik — tidak menutup kemungkinan untuk Indonesia yang lebih baik.

Maraknya demo-demo di Jakarta, tidaklah bisa disamakan dengan maraknya Jakmania. Energy generator untuk demo Jakarta adalah kepentingan. Adalah fulus. Adalah demo-by-order. Alih-alih demo Jakarta, maraknya Jakmania berbeda, energy generator mereka adalah kegiatan olahraga.

Gue jadi berandai-andai. Apabila PERSIJA bersama Dinas Sosial PEMPROV DKI Jakarta bisa bekerja sama, membuat beberapa program untuk melakukan leverage dari energi Jakmania ini, maka gue yakin Jakarta akan menjadi lebih baik.

Gue berandai-andai. Apabila kesebelasan PERSIJA yang berjumlah 11 orang plus cadangan — asumsi misalkan 20 orang — didukung dana Dinas Sosial untuk menyewa 10 lapangan Futsal tiap akhir minggu. Masing-masing lapangan Futsal akan didatangi 2 pemain PERSIJA untuk berlatih bersama dengan Jakmania. Agar tidak campur aduk, tiap minggu hanya 10 kelurahan di Jakarta mendapatkan “jatah” latihan Futsal Jakmania-PERSIJA.

Gue berandai-andai. Apabila ini dijalankan selama 1 tahun, maka Jakmania yang tersebar di 520 kelurahan di Jakarta akan merasakan latihan bareng PERSIJA.

Gue berandai-andai, para Jakmania akan merasa diperhatikan oleh PEMPROV DKI Jakarta melalui PERSIJA.

Gue berandai-andai, para Jakmania akan berperilaku lebih baik buat Jakarta. Lebih tertib. Lebih santun. Lebih oranye!

Gue jadi inget sebuah peribahasa:
Siapa menebar benih, dia akan menuai padi…
Siapa menebar angin, dia akan menuai badai…

Sumber : http://ihsankusasi.wordpress.com/2009/12/04/jakmania/

Apa Itu Orang Oren (O2)


Awalnya Aji Kemayoran sama Fahru Pondok Ungu punya keinginan tuk buka usaha di bidang penjualan merchandise Persija dan the Jakmania. Mereka bicara sama gw tuk minta pendapat. Nah, gw suka nih yang kaya gini. Kreatif dan punya semangat. Toh dengan produksi kaos, berarti juga membantu pemasalan dan sosialisasi Persija dan the Jakmania. Gw dukung! Kebetulan gw ada rejeki lebih, gw mau bantu tuk beli peralatannya. Produknya juga harus punya label nama kan? Gw usul namanya ORANG OREN. Kenapa ORANG OREN? Panjang nih filosofinya.

ORANG OREN jelas menunjukkan loyalitas pada Persija yg menggunakan kaos oren, meski kalo Persija kaosnya item gw ga bakalan bikin ORANG ITEM, tar dibilang rasis lagi. ORANG OREN secara tidak langsung mengkampanyekan suporter Persija tuk tetep menggunakan kaos oren yang memang sudah menjadi ciri khas Persija. ORANG OREN kalo disingkat jadi O2, yang bisa juga dilihat sebagai angka 02 (kosong dua). Angka itu adalah no anggota gw di the Jakmania. Jadi lengkap kan.

Sayang niatan kedua orang itu ga berlanjut. Gw tunggu lama tapi ga ada juga gerakan yg lebih serius tuk mewujudkan usaha ini. Sampai dateng yang namanya QQ dari KM37 Villa Pertiwi. Dia tertarik dengan konsep ini dan karena kebetulan dia jago gambar, dia coba kasi usulan beberapa gambar tuk jadi logo produk. Gw pilih yang sekarang karena bentuknya seperti orang sujud. Gw berharap ORANG OREN selalu ga lupa tuk bersujud, dalam arti tunduk pada Sang Pencipta sekaligus juga menunjukkan kerendahan hati. Adanya logo membuat semangat baru, QQ juga yg mendesain gambar2 di kaos O2. Aji yang bagian produksi. Dan alhamdulillah, produk2 O2 diterima oleh para the Jakers.

Anehnya ketika desain o2 baru ada 3 jenis, tiba2 muncul isu2 di kepengurusan the Jakmania kalo O2 itu adalah organisasi tandingan the Jakmania. Gw justru tau gosip ini dari tetangga gw di Lebak Bulus. Gw ngakak dengan gosip ini. Disatu sisi, gw heran maunya apa dengan orang yg pertama bikin isu ini. Tapi disisi lain justru ini promosi gratis buat kaos2 O2. Semakin sering diomongin semakin banyak orang yg nyari.

O2 jalan terus beriringan dengan gosip yg menerpa. QQ pernah bikin kaos dengan logo O2 besar sekali di dada. Awalnya gw nolak, karena gw ga pengen orang jadi lebih cinta O2 daripada Persijanya. Niat awalkan O2 tu memproduk kaos2 Persija dan the Jakmania. Tapi belakangan semakin banyak permintaan kaos yang berlogo O2 besar di dada. Hehehe, tuntutan pasar harus didengar juga. Akhirnya bermunculanlah kaos2 O2 di distro2 the Jakmania. Sampe detik ini Aji masih terus memproduksi merchandise berlabel O2.

Yang gw sayangin adalah sikap beberapa Pengurus yang mengambil sikap bermusuhan dengan O2. Kenapa? Kan O2 itu hanya label poduk kaos? Kalo emang ga boleh, kenapa yang laen boleh? Liat aje produk2 kaos seperti Stepmover, Biang Kerok dll.

Belakangan, atas permintaan temen2 korwil, diadakanlah forum di Stasiun Oren. Forum tsb tujuannya cuma menjadi jembatan komunikasi antara Manajemen TIm dengan Suporter Persija. Forum tsb awalnya cuma dihadiri segelintir orang. Sejalan dengan waktu makin banyak yang hadir disana untuk ikut dalam forum yang sebetulnya gw lebih suka menyebutnya sebagai 'obrolan warung kopi'. Tapi temen2 lebih sering menyebutnya sebagai 'kuliah'. Persis seperti ketika gw dulu mimpin pertemuan di Menteng saat gw menjabat sebagai Ketua Umum the Jakmania.

Awalnya forum itu cuma untuk ngobrolin perkembangan Persija. Tapi makin lama makin banyak yg dateng tuk tukar pikiran tentang aktivitas dan kreativitas mereka masing2. Seperti Ontel Oren, JakOnline, JakComic, JakPhotography, Tiger Boys, Orange Street Boys, JakMovie, Mental Baja dll. Selama itu ada manfaatnya untuk Persija, pasti gw dukung. Bukan cuma sekedar dukung dengan kata2, tapi gw juga coba membantu membesarkan kreativitas mereka agar bisa lebih diterima anggota. Toh semakin banyak komunitas ini, semakin banyak pula peluang kita untuk memperkenalkan Persija, dan pada ujungnya semakin banyak orang yang cinta sama Persija.

Belakangan malah beberapa kelompok juga hadir di Stasiun Oren tuk sekedar tuker pikiran bagaimana mengembangkan suporter Persija di wilayah masing2 sehingga mereka bisa mendirikan korwil the Jakmania. Hal kaya gini jelas gw suport banget. Meski tetap keputusan ada di tangan Pengurus Pusat di Sekretariat the Jakmania Lebak Bulus, tapi ga ada salahnya kan klo kita bantu memotivasi setiap orang yang ingin mengembangkan suporter Persija di kampungnya. Toh, di Stasiun Oren tidak pernah membuat sebuah keputusan, karena keputusan yang sah cuma dateng dari Pengurus Pusat.

Di Stasiun Oren juga banyak yang bukan anggota the Jakmania. Buat gw, adalah hak mereka tuk memutuskan menjadi anggota the Jakmania atau enggak. Yang penting gw cuma liat semangat mereka tuk dukung Persija. Memang ada kritikan dari oknum Pengurus yang bilang kalo bukan anggota kenapa pake fasilitas organisasi? Lah, bukannya kalo tur tandang ada harga khusus tuk yg bukan anggota? Demikian juga penjualan kaos di Sekret, ada harga anggota dan harga non anggota.

Ah, sayang sekali. Menurut gw, sikap oknum Penguruslah yang membuat terjadi pengkotak-kotakan di kalangan suporter Persija. Kenapa mereka harus kampanye negatif tentang O2? Apa mereka khawatir keberadaan O2 itu bisa mengganggu eksistensi mereka sebagai Pengurus? Kalo gitu introspeksi diri dong, apa yg kurang dari dirinya sendiri? Dulu gw bikin JAK ANGEL kaga ada yg protes? Gw bikin OREN SEJATI juga kaga ada yg protes? O2 tidak menyalahi aturan organisasi. Semua orang berhak tuk ngadain forum sendiri selama tidak mengatasnamakan organisasi. Kita tidak pernah bilang Stasiun Oren tu sekretariat the Jakmania. Kita juga tidak pernah mengeluarkan Kartu Anggota. Apa setiap orang yg ke Stasiun Oren trus mengajukan pendirian korwil ke O2? Tidak kan? Mereka semua mengajukan korwil ke Pengurus Pusat di Sekretariat Lebak Bulus. Harusnya mereka berterima kasih dengan motivasi yang kita berikan sehingga semakin banyak orang yang bersemangat tuk diriin korwil.

Ingat! Dalam AD/ART the Jakmania, disitu dikatakan Pengurus the Jakmania harus bisa menjadi jembatan antara Pengurus Persija, Pemain Persija dan Suporter Persija. Ingat! the Jakmania punya kewajiban untuk menghimpun dan menggalang suporter Persija.

Dulu, waktu irlan Garis Keras masih gw terima di Stasiun Oren, dia orang pertama yang bilang sama gw kalo dia dan seluruh Garis Keras menyatakan bergabung dengan O2! Gw ketawa dengernye. Gw tegasin lagi, kalo O2 itu bukan organisasi dan insya allah tidak akan pernah menjadi sebuah organisasi. Memang sekarang O2 berkembang menjadi sebuah komuntias. Wajar kan? Seperti komunitas Slankers, OI, dll. O2 hanya sekelompok manusia pecinta Persija yang ingin terus mengikuti perkembangan Persija, ingin terus mendekatkan diri pada Persija, dan ingin terus bersilaturahmi dengan sesama suporter Persija. O2 tidak pernah bertentangan dengan the Jakmania, karena sebagian besar dari O2 adalah anggota the Jakmania. O2 tidak pernah mengeluarkan pernyataan resmi, karena kami hadir dan kumpul disana cuma ngobrolin Persija. Silahkan orang laen menganggap kita berhianat pada organisasi.

Yang penting... KITA TIDAK PERNAH BERKHIANAT PADA PERSIJA..!

*diambil dari Notes Facebook Tauhid Indrasjarief

Jakmania Berbahasa Sunda


Di bagian belakang kaos Oji tertulis,"Warga Jakarta Wajib Dukung Persija." Padahal anak 15 tahun ini tinggal jauh di luar wilayah ibu kota.

Oji, 15 naik kereta Rangkas-Kota yang biasa dijuluki "kereta langsam" dari stasiun Citeras, tempat tinggalnya. Tujuannya hanya satu, mendukung Persija Jakarta, kesebelasan kesayangannya. Jumat (19/02/2010). Tim "Macan Kemayoran" akan menghadapi tim Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan dalam lanjutan ajang Djarum ISL.

Tentu saja Oji tidak sendiri. Ratusan remaja sebayanya tumplek memenuhi 7 gerbong kereta Rangkas-Kota. Mereka mudah dikenali dengan gaya khas ABG: merokok, rambut dengan punk-look dan terutama, segala atribut berwarna oranye. Atau paiing tidak dengan nuansa oranye.

Selain topi bertanduk dengan aksen oranye dan hitam, para Jakmania ini juga muncul dengan kaos berwarna dasar oranye atau hitam dengan segala macam grafiti. Bunyi tulisan bisa bermacam-macam dari puja-puji terhadap klub kesayangan mereka, "Persija Macan 1928, Kebanggaanku," atau "Persija Forever."

Namun bunyi grafiti di kaos para pendukung fanatik ini bisa juga bersifat provokatif seperti tulisan "Viking and Bonek" yang ditandai dengan tanda silang. Atau juga "Wanted! Kill the Vikings, everywhere, anytime, always." Mengerikan memang. Viking adalah kelompok pendukung tim Persib Bandung, sementara Bonek adalah kelompok pendukung tim Persebaya Surabaya.

Fenomena ini memang bukan hal yang aneh di sepakbola nasional. Tim-tim sepakbola dianggap sebagai representasi dari kelompok masyarakat yang merasa dekat atau memiliki mereka. Persib Bandung secara historis sudah dianggap sebagai representasi masyarakat Jawa Barat, bahkan di luar Bandung. Begitu pun Persebaya menjadi representasi masyarakat Jawa Timur di luar Surabaya.

Tetapi para Jakmania pendukung Persija dari wilayah pinggiran bahkan agak jauh dari Jakarta memang menjadi suatu fenomena unik. Apalagi mengingat di wilayah pinggiran jakarta tersebut terdapat juga tim-tim sepakbola seperti Persita maupun Persikota Tangerang yang memiliki kelompok pendukung sendiri. Dan para Jakmania dari Rangkas harus melalui beberapa wilayah seperti Tenjo, Parung Panjang, Tangerang, Serpong, Kebayoran Lama sebelum mencapai wilayah Senayan.

Secara kultural pun, para pendukung "KRL langsam" ini berbeda dengan para Jakmania dari pusat kota seperti dari Cikini, Cilincing, Taman Sari, Tebet dll. Mereka lebih fasih berbahasa Sunda antarmereka, ketimbang ber "lu-lu, gue-gue," meski mereka mengenakan kaos bertuliskan,"Gue Anak Jakarta."

Oji, yang mengenakan kaos, "Warga Jakarta Wajib Dukung persija," hanya tersenyum saat ditanya mengapa dia sebagai anak Citeras merasa wajib mendukung tim ibu kota tersebut. Jawaban justru datang dari kumpulan teman-temannya yang duduk menggelosor di lantai kereta,"Bapak kita kan orang Jakarta, Pak. Tiap hari bolak balik naik KRL karena cari duit di Jakarta..."


Disadur dari KOMPAS ONLINE. Url : http://olahraga.kompas.com/read/2010/02/19/16582922/Jakmania.Berbahasa.Sunda

Kutancapkan Orangeku di Kota kembang


Saat pertama kali menginjakkan kaki di bumi parahyangan, tepatnya Kota Bandung yang terlintas dalam benak pikiran adalah keluarga, pacar, teman dan tentu saja Persija Jakarta. Apa yang harus Saya lakukan di kota kembang ini kelak ketrika kejenuhan merasuki kehidupan kita. Memang suasana baru dan teman-teman baru akan menghiasi hidup kita kurang lebih empat tahun mendatang, itu pun kalo kita dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu, jika tidak tentu semakin lama kita berada di kota ini.

Sebagai mahasiswa baru tentu kita harus mengikuti ospek, memang setiap kampus memiliki gaya osepk yang berbeda-beda. Bahkan tiap jurusan dalam satu fakultas pun berbeda. Saya agak kaget ketika mendengar cerita teman Saya yang juga berasal dari Jakarta. Ia menceritakan bahwa, ia disuruh untuk menyanyikan sebuah lagu dengan lirik “ la la la The jak anjing, The Jak Anjing The Jak tai anjing”.Agak aneh memang mendengarnya, tetapi itulah fanatisme sepakbola di kota kembang, merasuk hingga ke kampus-kampus. Ketika saya berjalan menyurusi sekitar kampus banyak coretan di dinding yang bertuliskan “Fuck The Jak dan sebagainya”. Saya hanya tertawa kecil dan menggelengkan kepala.

Awal-awal kuliah, saya lebih sering menonton Persija di balik layer kaca, namun seiring dengan berjalannya waktu bertemulah Saya dengan rekan seperjuangan Saya, sebut saja Reza namanya. Kami sering sekali bernyanyi bahkan bernyanyi bersama ketika Persija tampil di layar kaca. Uniknya walaupun di tempat kos kami ada beberapa anggota Viking, tetapi kami bisa saling menghormati. Hanya celaan yang bersifat becandaan saja yang sering terlintas diantara kami, selebihnya kami seperti saudara.

Di kampus mayoritas teman Saya, mengetahui bahwa Saya adalah The Jak Mania. Tidak jarang beberapa diantaranya mengolok-olok Saya, Persija dan Jak Mania tentunya. Namun hal itu tidak membuat saya merasa takut untuk tetap mendukung Saya. Malah dengan keadaan demikian banyak mahasiswa asal Jakarta yang ingin mendukung Persija bersama. Seperti kata pepatah “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”, maka jumlah mahasiswa pecinta pun semakin banyak. Sejak saat itulah terbesit oleh kami untuk membentuk komunitas Jak Mania Bandung.

Sekilas memang konyol ide tersebut, tetapi itulah bentuk kecintaan kami terhadap Persija.

Untuk merealisasikan hal tersebut maka kami sepakat untuk membuat spanduk dan alhamduluillah spanduk Jak Mania Bandung berukuran 2 x 3 meter ini kahirnya bias terpampang di stadion lebak bulus. Kehadiran spanduk tersebut di layar kaca menimbulkan efek positif dan negative. Mau tau ? Efek negatifnya adalah kami sering mendapatkan terror baik lewat sms maupun dalam bentuk lainnya. Namun menurut saya yang paling menggelikan adalah terror dinding kelas. Ada coretan yang mengancam akan membunuh kami. Seperti ini tulisannya “Andi jurusan ilmu kesehatan masyarakat 2007, jangan harap ada The Jak di Bandung, Tunggu kematian kamu”. Sejak saat itu anggota kami terus bertambah. Mahasiswa asal Jakarta yang tadinya tidak peduli bahkan tidak tahu apa itu Persija dan Jak Mania, malah menaruh simpati pada kami dan kahirnya ada beberapa diantara mereka yang bergabung dengan kami.

Siapa bilang jakmania Bandung dihuni oleh orang Jakarta saja?, tetapi juga dihuni masyarakat asli Bandung. Sebut saja namanya Yanti. Yanti adalah seorang siswi kelas 2 di salah satu SMA di daerah cicaheum. Kamipun heran kenapan Yanti menyukai Persija. Bahkan perempuan ini juga pernah ikut tour ke Solo. Kami pun bertanya padadirinya, “ Kenapa Sih Yan, suka Persija, lo kan orang Bandung?” jawabannya simpel, “karena Persija tim bagus dan The Jak kreatif, karena nyanyi terus lagu yang dukung Persija”. Hanya perasaan haru yang terlintas di dalam pikiran kami saat itu, mengapa? karena tidak semua orang Jakarta merasa memiliki Persija, sedangkan seorang Yanti bisa menyukai Persija. aneh memang tapi itulah kehidupan, susah untuk diprediksi.

Kesedihan kami muncul disaat kami mengingat perkataan Yanti saat itu “ The Jak Kreatif karena nyanyi terus lagu yang dukung Persija ” Dalam hati kami saat ini, itu dulu. Sekarang sering kali The Jak menyanyikan lagu yang menghina tetangga sebelah. Terbesit dalam pikiran kami “Kapan ya kita nyanyi 2 x 45 menit secara full dengan menyanyikan lagu Persija?”

Ada cerita kocak lainnya selama kami mengibarkan bendera Jakmania dan Persija,. Peristiwa ituiterjadi ketika kami membuat kaos Jak Bandung pertama. ada awalnya kami berpikir, mungkin gak ya kita bikin baju di Bandung? secara The Jak dan Viking kan musuh. Setelah berembuk akhirnya kami membuat baju itu di Bandung. Kami tidak menyangka bahwa si pembuat kaos langsung meniyakan order kami. Bagian lucunya adalah ketika kami mengambil kaos itu, kami diikuti oleh beberapa orang berbaju biru. Alhamdulillah kami pun lolos dengan kehendak Allah.. Terima kasih y Allah. Mulus bagi kamu, tetapi tidak bagi si penjual kaos, kios milikinya di datangi oleh gerombolan berbaju biru yang memaksanya untuk memberikan informasi siapa yang membuat baju ini ? Namun karena si pembuat kaos professional, mereka pun merahasiakan siapa yang mengorder kaos jakmania bandung itu… heheheh terima kasih Bapak J

Dalam mejalankan roda komunitas ini kami mempunyai dua prinsip utama. Pertama, diam dan tidak menunjukkan identitas bukan suatu bentuk ketakutan. Kedua, identitas jak maia Bandung bukanlah sebuah prestise yang dapat dipamerkan, tetapi sebagai factor pemacu bagi rekan-rekan jakmania di daerah.-daerah luar Jakarta. Alhamdulillah sampai saat ini kami memgang teguh prinsip itu, kalaupun ada bagian kami yang melanggar itu hanya oknum.

Eksistensinya kami dalam mendukung Persija memang tidak seperti kalian yang setiap saat bisa datang ke Lebak Bulus atau Gelora Bung Karno ataupun mengikuti tour tandang keluar kota. Tentu saja ada beberapa factor yang menjadi alas an bagi kami seperti terbatas uang jajan, jadwal ujian dan kuliah yang padat serta hlangan dari pacar-pacar kami hehehehe Persija sampe pacaran (kidding). Namun Alhamdulillah selama niat dan usaha sejalan, maka goal akan tercapai. Alhamdulillah setiop Persija main di kandang selalu ada perwakilan yang datang, sedangkan untuk tour luar kota ada beberapa tour yang pernah kami ikuti seperti Putrwakarta, Solo, Malang.

Banyak yang bertanya pada kami, “ Sering gak sih lo dapet terror?” Jika mendapat terror sering, bahkan menjadi makanan kami sehari-hari Bahkan sudah ada tiga anggota kami yang menjadi korban pengroyokan oknum-oknum. namun itu tidak membuat kami mundur sejengkal pun dalam mendukung Persija. Namun dibal;ik terror tentu ada hal-hal yang menyenangkan juga untuk dikenang. Misalnya. :

Pertama, tidak semua teman kami yang menjadi anggota xxxxxx memusuhi kami, bahkan tidak jarang beberapa diantara kami bersahabat. Sebut saja Andi, Andi berteman dengan salah satu ketua xxxxxx distrik salah satu universitas negeri di Bandung. Di organiasi mereka memang musuh, tetapi di luar itu mereka adalah dua orang teman yang saling menghormati. Kedua sebut saja Rizal, sebentar lagi Rizal akan membuat film Romie and Juliet menjadi kenyataan dimana ia akan mempersunting gadis xxxxxx dan masih banyak kisah dan kenangan indah dan pahit lainnya yang tidak bisa dilukiskan melalui kata-kata. Tetapai hanya bisa dilukiskan lewat tangisan dan senyuman di hati ini.

Namun yang membuat kami miris bukan karena mendapaat terror, tetapi ketika mendengar saudara-saudara kami di Jakarta saling baku hantam. Lucu memang, ketika kami dan mungkin the jak lainnya yang ada di daerah rawan seperti di Utara, Karawang, Cikarang, Cikampek dan Purwakarta bersusah payah mengibarkan panji-panji orange, malah saudara kami di Jakarta saling baku hantam. Hanya penyesalan dan air mata kesedihan yang ada di dalam pikiran kami.Namun Apapun yang terjadi kami akan selalu setia untuk mendukung Persija Jakarta.

SEMANGAT KALIAN SEMUA DI JAKARTA ADALAH SEMANGAT KAMI, NYANIYAN KALIAN ADALAH NANYIAN KAMI, KEMENANGAN KALIAN ADALAH KEMENANGAN KAMI, KEKALAHAN KALIAN ADALAH KEKALAHAN KAMI, TETAPI KEMENANGAN KALIAN DALAM MENGHABISI SESAMA ORANGE ADALAH TANGIS BUAT KAMI

DIAM BUKAN BERARTI TAKUT, EKSIS BUKAN UNTUK KESOMBONGAN, KEBERANIAN DAN KEMATIAN HANYA MILIK TUHAN. PERSIJA UNTIL DIE.

Jakmania-Aremania Selamanya Saudara!!


Demikian berita yang saya baca di harian Radar Malang pada hari Selasa, 28 April 2009 saat saya masih berada di Kepanjen, Malang.
Saat saya menulis artikel ini saya sedang berada di Kereta Ekspress Gajayana yang membawa saya pulang ke Jakarta setelah mengikuti Tour Jakmania Goes To Malang dalam menemani perjuangan sang Macan Kemayoran melawan tuan rumah Arema Malang di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen-Malang, di dalam kereta masih terekam dengan jelas bagaimana detik demi detik saat saya menuju kota Kepanjen-Malang bersama sekitar seribuan Jakmania di kereta Matarmaja (Kereta Oren, begitu saya menyebutnya) dengan atmosfir yang penuh kekeluargaan dan semangat patriotisme yang kental khas Jakmania seperti yang sudah selama ini saya rasakan dalam membela Team Kebanggaan Ibu Kota, Persija Jakarta.

Masih juga terekam dengan jelas bagaimana suasana persahabatan selama perjalanan di 4 gerbong Kereta Matarmaja, atau saat adanya “serangan” ke “Kereta Oren” dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab di beberapa tempat di wilayah Jawa Barat, juga saat Jakmania disambut Aremania saat rombongan tiba di Stasiun Kepanjen-Malang dan selanjutnya melakukan Konvoi Oren dari Stasiun Kepanjen menuju Stadion Kanjuruhan hingga suasana di dalam Stadion Kanjuruhan saat pertandingan berlangsung.

Namun memory yang tidak dapat saya lupakan adalah perkataan seorang rekan saya saat saya dan rekan-rekan Jakmania mendapatkan “tekanan” dari beberapa oknum saat pertandingan berlangsung… “Wah kalo kaya gini caranya, ga ada cerita dech, gue siap tempur hari ini…” demikian seorang rekan berujar… ada juga seorang rekan yang lain berujar setelah pertandingan usai… “ selama 90 menit tadi di Stadion, kita merasa Aremania adalah musuh Jakmania”…

Mungkin rekan-rekan yang tidak melihat langsung pertandingan tersebut di dalam stadion bertanya-tanya mengapa perkataan itu bisa keluar dari mulut seorang Jakmania terhadap Sahabatnya, Aremania…

Saya memaklumi rekan Jakmania yang mengucapkan perkataan tersebut, karena sama seperti saya dan semua rekan-rekan Jakmania yang hadir di dalam stadion memiliki perasaan yang bercampur aduk antara marah, kecewa, sedih dan merasa teraniaya saat menyaksikan Persija “dikerjai” di Lapangan oleh wasit dan perangkat pertandingan ditambah ulah tidak fair Buston Brown lewat gol kontroversialnya, ditambah lagi Macan-Macan Persija bermain sangat ciamik sehingga dapat menciptakan gol balasan di masa injury time oleh Fabio Lopez sampai-sampai gol kedua tersebut membuat beberapa rekan-rekan Jak Angel menangis terharu, namun akibat gol tersebut suasana stadion berubah menjadi panas sehingga terjadilah pencopotan spanduk & banner Jakmania, pelemparan benda-benda ke tribun Jakmania serta nyanyian tidak bersahabat yang kesemuanya saya sangat yakin dilakukan oleh “OKNUM PROVOKATOR” karena saya tidak yakin mereka adalah AREMANIA!!

Saya tidak dapat membayangkan jika seribuan “Orens” yang hadir di Stadion Kanjuruhan Minggu lalu pada akhirnya tidak dapat menahan emosi dan termakan provokasi untuk melakukan tindakan Anarkis yang pada akhirnya dapat menimbulkan bentrok besar dengan Aremania didalam Stadion mengingat massa Jakmania juga terbilang cukup besar dan mampu menandingi massa puluhan ribu Aremania yang memadati Stadion Kanjuruhan saat itu.

Beruntung seluruh rekan-rekan Jakmania yang hadir di stadion saat itu dapat memberikan contoh positif terhadap supporter di Indonesia bagaimana menjadi supporter yang cerdas, atraktif dan tidak mudah terprovokasi dan bahkan mengambil inisiatif meredam suasana panas didalam stadion hingga usai pertandingan dan bahkan diluar stadion setelah pertandingan usai para Jakmania dan Aremania saling menyapa & bercengkerama akrab serta banyak juga yang bertukar baju ataupun syal seperti yang saya juga lakukan seakan-akan menegaskan kembali bahwa Aremania dan Jakmania tetap saudara dan sekaligus sebagai pembuktian bahwa tindakan-tindakan provokasi didalam stadion BUKAN DILAKUKAN OLEH AREMANIA, semuanya berlangsung dalam susana penuh canda tawa dan akrab, tidak tergambar sama sekali suasana panas di dalam stadion yang baru saja terjadi.

Efek dari suasana persahabatan antara Jakmania & Aremania usai pertandingan berimbas kepada kepercayaan pihak Kepolisian Malang yang semakin yakin dan mantap dalam memberikan ijin bertanding pada partai Persija berikutnya melawan PSM seperti kutipan harian Radar Malang dipembuka tulisan ini, sehingga secara tidak langsung, Jakmania telah membantu Persija dalam mempermudah laga-laga Persija kedepan, mengingat jika terjadi bentrokan saat itu, bukan tidak mungkin pihak Kepolisian Malang dapat mencabut ijin pertandingan Persija di detik-detik terakhir, walaupun jauh-jauh hari telah mendapatkan ijin tersebut untuk pertandingan melawan PSM.

Satu poin penting dari artikel ini adalah “PROVOKATOR TELAH DIKALAHKAN OLEH JAKMANIA DAN AREMANIA” pada Minggu lalu di Stadion Kanjuruhan.

Kereta Gajayana meluncur cepat meninggalkan Stasiun Yogyakarta, sambil melihat Stasiun Tugu-Yogyakarta yang berlalu dari jendela kereta, saya hanya tersenyum dan bangga menjadi seorang Jakmania, karena saya telah menjadi bagian dari massa orens yang telah membantu kelancaran laga Persija berikutnya di Stadion Kanjuruhan saat Persija bertindak sebagai tuan rumah berjumpa PSM nantinya.

Mari kita bergandengan tangan bersama-sama menjadi Suporter yang Cerdas, Atraktif, Kreatif dan Loyal Tanpa Mudah Terprovokasi untuk Persija.

Selama masih diberikan kesempatan oleh Yang Maha Kuasa, saya pastikan akan kembali menemani Persija berlaga melawan Arema di Stadion Kanjuruhan sekaligus bersilaturahmi dengan rekan-rekan Aremania, karena Jakmania-Aremania Selamanya Saudara!!


By: Orens Barat

Sedikit Cerita dari Orang Bandung


Sebelumnya saya minta maaf untuk pihak yg merasa d rugikan, saya dsini bkn untuk memprovokasi or membaut panas 2 kubu yg sedang bertikai...Saya sebagai orang bandung yg skarang tinggal di bekasi lebih senang melihat kedewasaan teman-teman The JAKMANIA ketimbang teman bobotoh/viking.

Saya sudah beberapa kali nonton pertandingan persib di stadion siliwangi bandung meskipun stadion penuh dengan para bobotoh maupun viking tapi di situ saya tidak menemukan kedewasaan dari sebuah suporter yang sudah ada sebelum saya lahir, sepanjang pertandingan yang saya dengarkan hanya cacian untuk wasit yang kurang tegas memimpin pertandingan or cacian terhadap suporter lawan yag hadir maupun musuh merek.

Begitupun sebaliknya saya hanya 1 kali menonton pertandingan Persija, tepatnya Persija vs Persela di stadion senayan, hanya beberapa menit stadion di penuhi warna orange memang tidak kalah dengan bobotoh/viking yang memadati stadion siliwangi dengan warnah biru, tapi di senayan lah saya merasakan terharunya melihat kedewasaan sebuah suporter yg mungkin usiannya lebih muda dari bobotoh, di senayan lah saya mendengarkan nyanyian pembangkit semangat untuk tim Persija bahkan sapaan "Selamat Datang" untuk suporter lawan yg datang ke senayan.

Di situ lah saya merasakan keharmonisan persaudaraan yg kental yg JAKMANIA tunjukkan terhadap suporter lawan yang datang, begitulah yg mereka (JAKMANIA) lakukan tanpa ada cacian terhadap wasit bahkan suporter lawan... Kapan Sepak Bola negeri ini bisa berdamai khususnya untuk suporternya, biar pecinta sepak bola tidak takut lagi dateng ke stadion untuk memberi dukungan terhadap tim kebanggannya...Berdamailah para suporter negri ini seperti yg JAKMANIA saat Persija vs Persela.... bukankah perdamaian itu indah....

Ayo dong bobotoh/viking jngan mau kalah sama The JAKMANIA soal kedewasaan...sesekali kalian mengalah dan mengakui kelemahan kalian untuk menjadi yang terbaik...Amin.

Untuk : Jak Mania pertahankan predikat suporter terbaik mu, jadilah contoh suporter terbaik di negeri ini....Amin.

Untuk bobotoh/ viking maju terus.
salam damai selalu....

Ditulis Oleh Dinda

Persija, kamu Tak’kan Pernah Sendiri…


Demikian kutipan lagu yang dinyanyikan serempak oleh seribuan Jakmania saat dimulainya pertandingan antara Arema Malang menjamu Persija Jakarta di Stadion Kanjuruhan pada Minggu lalu …

Tentunya nyanyian tersebut tidak hanya sekedar ucapan kosong dari mulut seorang Jakmania karena memang faktanya saat itu “massa oranye” Jakmania memang benar-benar hadir menemani perjuangan Persija Jakarta di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen-Malang dan saat tulisan ini dibuat bersamaan juga dengan kembali diberangkatkannya rombongan Jakmania dalam rangka Jakmania Goes to Kediri untuk menemani perjuangan para Macan-Macan Persija yang akan berlaga di Stadion Brawijaya di Kota Kediri, Jawa Timur melawan tuan rumah Persik Kediri.

Namun yang paling menarik dalam menyimak kiprah para Jakmania dalam menemani Team Persija Jakarta berlaga adalah saat baru-baru ini dimana puluhan Jakmania lengkap dengan atribut Oranye pada hari Sabtu, 2 Mei 2009 yang lalu terlihat hadir di Stadion Jalak Harupat, Soreang Kab. Bandung yang selama ini dikenal tidak begitu bersahabat baik oleh Team Persija Jakarta maupun oleh Jakmania sendiri sebagai supporter Persija untuk dapat memberikan dukungan langsung kepada Team kesayangannya, Persija Jakarta walaupun kita tahu untuk merealisasikan hal tersebut sangatlah tidak mudah mengingat hambatan dan rintangan sepanjang perjalanan menuju Stadion Jalak Harupat sangatlah besar.

Mungkin sebagian orang menyebut dengan kehadiran para Jakmania di Stadion Jalak Harupat merupakan aksi gila & nekad, tetapi bagi saya itu adalah symbol kecintaan dan semangat yang layak kita acungkan dua jempol untuk loyalitas mereka,

“Kalian sudah menunjukkan loyalitas pada tim. Kecintaan kalian pada PERSIJA melebihi kekhawatiran kalian pada gangguan apapun. Semoga ini tidak membuat kalian jumawa karena OREN SEJATI TAK PERLU MEMBANGGAKAN DIRI.”
Demikian responds dari Bung Ferry yang diposting di Guest Book (GB) situs ini.

“gw salut ama lo semua yang pada datang kejalakharupat, buat anak viking jadilah pria sejati yang mau mengakui keberanian maupun kemenangan orang lain, biarpun gw kecewa lo bisa nginjek jalakharupat tp gw lapang dada, gw terima kejadian ini sebagai kemenangan lo semua…”

Demikian salah satu tulisan di GB dari beberapa komentar para bobotoh menanggapi kehadiran Jakmania di Stadion Jalak Harupat pada Sabtu lalu.
Kemenangan ? saya rasa ini bukan soal kalah dan menang sobat bobotoh, tetapi lebih kepada loyalitas Jakmania terhadap Team Persija.

Banyak cerita-cerita menarik jika kita berbicara seputar loyalitas Jakmania terhadap Persija, terutama dalam usahanya menemani Team Persija bertanding dimanapun Persija berlaga, masih segar juga dalam ingatan kita saat rombongan Jakmania dihadang oleh Oknum-Oknum Kabomania saat laga uji coba dilangsungkan di Stadion Persikabo,Cibinong-Bogor antara Persija Jakarta dengan Persikabo Bogor pada Desember lalu, walaupun sempat diwarnai bentrokan untuk menghambat rombongan Jakmania menuju Stadion, toh pada akhirnya rombongan Jakmania tetap dapat menembus masuk ke dalam Stadion Persikabo saat itu untuk menemani Team Persija Beruji coba dengan Team Persikabo Bogor.

Mau cerita yang lebih klasik ? tentu saja memory saat Jak Tangerang & Jak Barat (Jakarta Barat) yang selalu menembus hadangan ribuan Viola (Suporter Persita Tangerang) dan Aparat Keamanan untuk memuaskan hasrat mereka dalam menemani Team Persija Jakarta di Stadion Benteng, Tangerang walaupun pernah juga seorang rekan dari The Jak Barat yang kepalanya ditodongkan pistol oleh aparat kepolisian dan meminta rombongan Jakmania kembali ke Jakarta, namun semuanya itu tidak menyurutkan keinginan Jakmania untuk tetap hadir di Stadion pada waktu itu, sehingga pada akhirnya rombongan dapat tembus juga masuk ke Stadion Benteng saat itu.

Masih banyak cerita-cerita loyalitas dan pengorbanan rekan-rekan Jakmania terhadap team kebanggaannya, Persija Jakarta, yang rasanya tidak akan pernah habis jika di uraikan satu persatu, termasuk cerita-cerita manis indahnya persahabatan dengan supporter lain saat Jakmania disambut hangat di banyak kota saat Jakmania melakukan Tour Tandangnya dan bahkan Jakmania sendiri pernah meraih penghargaan sebagai Supporter Terbaik Copa Indonesia berdasarkan atas komitmen Jakmania yang selalu hadir dimanapun Persija berlaga apapun kondisinya, seperti yang tergambar pada potongan bait lagu di atas…

Semoga Semangat dan Loyalitas Jakmania terhadap Persija akan selalu merasuk di setiap jiwa kita masing-masing tanpa harus membanggakan diri, sehingga dimanapun Persija berlaga, Persija tidak akan pernah merasa sendirian… Karena apapun yang terjadi baik saat menang ataupun kalah, Persija Kamu Tak’kan Pernah Sendiri!!

Ditulis Oleh Orens Barat

Apapun Kulakukan Demi Persija!


Satu Minggu gelaran babak 8 besar Liga Indonesia wilayah barat memang telah berlalu. Namun euphoria dan kisah-kisah menarik tentang tur 8 besar hingga kini masih terasa. Dalam kesempatan ini, gue ( penulis, red ) ingin berbagi cerita mengenai perjalan selama satu Minggu bersama The Jakmania dalam mendukung perjuangan Persija di Solo dan Sidoarjo.

“Kutinggalkan pekerjan, siap-siap buat nonton pertandingan kata orang aku ini ke surupan demi Persija apapun kulakukan”! Itulah kata-kata yg sering terdengar dari mulut para The Jakers selama berlangsungnya perhelatan 8 besar di Solo dan Sidoarjo.

Tak henti-hentinya sekitar seribu the Jakmania terus bernyanyi untuk mendukung tim kesayangan Persija Jakarta.

Meriahnya perhelatan 8 besar juga banyak memunculkan cerita dari para The Jakers yang ikut. Mulai dari yg bolos sekolah, kuliah hingga yang cabut kerja rela dilakoni demi Macan Kemayoran!

Tur 8 besar kali ini sangat berbeda dengan tur-tur sebelumnya, banyak pengorbanan yang di keluarkan oleh para the Jakers. Tidak hanya materil, moril pun mereka korbankan. Dan yang pasti pengorbanan waktu yang paling terasa.

Sudah menjadi kebiasaan The Jakmania jika melakukan perjalanan jauh harus bermodal. Sebagai suporter sejati, masing-masing anggota sadar harus punya bekal cukup selama tur, apalagi tur kali ini hingga 1 minggu lamanya.

Dari info yang didapat, banyak cara yang dilakukan oleh peserta tur kemarin. Mereka rela mengorbankan apa saja agar bisa berangkat menuju solo. Salah santunya Adi (anak acara). Dia hinga rela menjual HP nya demi ikut tur 8 besar. Beda lagi dengan Basri (korwil Pamulang) yang diam-diam cabut dari kerja. Basri meninggalkan tugas melatihnya sebagai guru tekwondo di Tanggerang. Lalu ada lagi Iwan (korwil Pasar Minggu) yang rela meninggalkan anak-istrinya demi Persija. Selain mereka, masih banyak lagi rekan-rekan lainnya yang rela meninggalkan segalanya hanya untuk mendukung tim Persija. Sungguh pengorbanan yang sangat besar, tapi berbuah manis.

Selain cerita soal pengorbanan, banyak juga tertoreh cerita unik seputar tindak tanduk Jakmania selama tur Solo dan Sidoarjo. Mulai dari the Jakmania yang hobi ngeceng di mall, lalu ada juga kisah percintaan atau beken disebut cinlok. Tak hanya itu, kisah yang mistik pun ada. Mungkin semua ini akan menjadi pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidup.

Sekedar informasi, selama di Solo para the Jakers di tempatkan di pendopo Kraton Surakarta sebagai bascamp penginapan. Di hari pertama saja sudah ada kejadian unik, salah satu rekan Jakmania ada yang kesurupan,beruntung kejadian itu tidak terlalu lama karena langsung di tangani oleh kuncen Keraton Surakarta

Banyak kegiatan yang dilakukan the Jakers selama tur 8 besar. Untuk menghilangkan kejenuhan, banyak kegiatan yang di lakukan. Mulai dari kompetisi sepak bola, sewa becak, bermain kartu, bernyanyi bareng, hingga nonton di bioskop 21 pun ada. “Ternyata Solo serasa di Jakarta juga yah?” ungkap beberapa rekan.

Dari berbagai kegiatan yang kerap dilakukan, sewa becak menjadi pilihan primadona para The Jakmania. Hampir tiap hari sewa becak menjadi pilihan utama untuk menghilangkan suntuk. Lucunya, ada salah satu rekan the Jak yang nyusruk ke selokan air yang mengakibatkan becak rusak parah. Ya apa boleh buat mereka harus mengganti kerusakannya. ‘Mau untung malah jadi buntung deh!’

Tapi diantara itu semua ada lagi yang paling menarik, yaitu kisah percintaan. Tak hanya saat berada di Solo, waktu pulang ke Jakarta pun kisah kasih ini pun berlanjut di kereta. “Pandangan pertama saat awal berjumpa” mungkin ungkapan itu yang terasa tepat menggambarkan hal yang satu ini. Salah satu rekan (maaf banget gue tidak bisa menyebut namanya).

Kejadiannya cukup unik mirip cerita di sinetron, saat pandang pertama di dalam kereta, suasana kereta berubah jadi tempat pencomblangan. Riuh teriak memenuhi isi kereta (tak terbayangkan begitu ramainya dalam kereta). Hingga HP penulis pun juga menjadi sarana pendekatan.

Dibalik semua keceriaan, tidak sedikit juga terjadi cerita duka. dari Adi yang menjual HP nya untuk nonton Persija. Ada juga rekan Maria yang bertahan walaupun dirinya dalam keadaan sakit tapi tetap nekat untuk meneruskan perjalanan ke Sidoarjo demi tim ke banggaan. Selain mereka masih banyak kisah duka lainnya yang tidak bisa di sebutkan satu persatu. Tapi semua itu tidak terlalu dianggap sebagai beban karena semua itu dilakukan demi Macan Kemayoran. Dan tidak sia-sia, Persija pun meraih hasil positif yatu menembus babak semifinal.

Itulah sepenggal cerita di balik hajatan 8 besar yang dilakoni oleh Jakmania. Suka duka, tawa ceria, tangis dan canda semua tertumpah saat itu. Semoga dengan ini bisa menjadi inspirasi punggawa Persija untuk menjadi juara liga Indonesia di tahun ini. amin

‘Di stadion Solo Manahan..the jak datang hanya untuk menang

tuk dukung Persija juara liga Indonesia

Di stadion solo Manahan panas hujan bukan rintangan

Ayolah persija jadilah jadi juara

La..lalala..lala

La.lalala..lala’

‘Ayo Macan Kemayoran hari ini kamu harus menang

jangan ragu jangan bimbang the Jak siap orenkan Senayan

la..lalala..lala

la..lalala..lala’

>Ditulis Oleh anay_rizz
Tuesday, 29 January 2008

Dihujat di Bandung, Dilarang di Jakarta Tapi Diakui Dunia


Ya, judul diatas merupakan plesetan dari courtesey film ‘The Jak’ (dihujat di Bandung, dipuji di Jakarta, diakui Dunia) yang disutradarai oleh Andi Bachtiar Yusuf, dan sukses menjadi perhatian masyarakat perfilman. Namun, bukan film ini yang akan diangkat oleh penulis, tapi judul diatas telah menggambarkan episode cerita yang sedang dialami oleh Persija dan The Jakmania saat ini.
Persija dan The Jakmania memang selalu mendapatkan hujatan kala harus meladeni tuan rumah Persib, ini akibat perseteruan kedua kelompok supporter yang tidak pernah berujung, saling balas membalas yang mengakibatkan tim kesebelasan masing-masing yang menjadi korban. Terakhir bobotoh atau Viking Fans Club justru melakukan kerusuhan di kota nya sendiri bahkan dengan cara-cara yang arogan dan anarkis seperti mensweeping serta menghancurkan kendaraan yang berplat ‘B’ (Jakarta) akibat kekalahan timnya Persib atas Persija Jakarta Minggu (20/7) lalu di stadion Siliwangi, Bandung kandang mereka sendiri. Dengan kejadian ini hujatan dan kebencian mereka terhadap Persija dan The Jakmania pastinya tidak akan pernah usai dan akan terus lestari, seperti yang pernah dilontarkan oleh salah seorang pentolan Viking.

Seminggu setelah laga tandang di Bandung yang berujung kerusuhan. Persija yang akan melakoni laga kandang perndananya, Senin (28/7) di stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) menghadapi Persita Tangerang, justru harus menghadapi “kekerasan mental” dari pihak kepolisian (POLDA METRO JAYA) karena tidak dikeluarkannya izin penyelenggaraan pertandingan. Bahkan tim kebangaan ibukota ini harus menunda jadwal pertandingan kembali saat akan meladeni Persijap Jepara, Jum’at (1/8) dengan kondisi yang sama, bahkan untuk pertandingan melawan Pelita Jaya pun, Jum’at (15/8) nanti, Persija harus melakoni laga kandangnya di stadion Manahan, Solo. Alasan pihak kepolisian adalah kekhawatiran akan terjadinya kerusuhan antar supporter, mereka melihat track record buruk The Jakmania, pendukung Persija ini selalu terlibat bentrok saat melakoni laga di Senayan, juga bentrokan yang terjadi di Tangerang dan Bogor menjadi catatan tersendiri mereka. Segala upaya dilakukan oleh pengurus Persija, baik panpel ataupun manajemen tim untuk menggerakkan hati bapak-bapak kepolisian namun hasil yang didapat adalah tetap ‘Persija tidak diperkenankan menggelar pertandingan di Jakarta sampai batas waktu yang belum ditentukan.’ Persija dan The Jakmania merasa Dilarang dan ditolak di Jakarta untuk menggelar dan menyaksikan pertandingan, harus terusir dikampung sendiri.


Namun, apapun kondisinya Persija dan The Jakmania tetap diakui keberadaannya baik di Indonesia maupun dunia, ini berkat prestasi yang dibuat oleh para individunya, para pemain Persija yang telah mengharumkan nama bangsa seperti ; Bambang Pamungkas yang telah menjadi icon dan talah melanglang hingga ke negeri Belanda, Ismed Sofyan yang namanya tercatat sebagai “2006 ASEAN Football Top 5 Plays Of The Week” di urutan pertama berkat golnya ke gawang Persik Kediri musim 2006 lalu, juga masih ada lagi yang lainnya. Bahkan Persija merupakan tim satu-satunya yang meraih prestasi juara 3x berturut-turut pada turnamen yang digelar oleh Sultan Brunei pada tahun 2001, 2002, dan 2003. Selanjutnya sebagai pendukung persija, The Jakmania juga telah meraih berbagai prestasi. Beberapa film hasil karya dari Andi Bachtiar Yusuf, seperti ‘Jakarta Kota Gue’, ‘Hardline’ dan terakhir ‘The Jak’ bahkan telah diakui dunia, menjadi salah satu film yang diputar dalam ajang menyambut Piala Dunia 2006 lalu dan mendapat sambutan positif dari legenda Bayern Munchen dan Jerman, Franz Beckenbauer. Sementara The Jakmania dikenal berkat aksi-kasinya yang atraktif di sertiap pertandingan, tercatat sebagai supporter yang paling banyak memberikan dukungan saat Persija melakoni laga tandang dalam Copa Indonesia 2006 tanpa kerusuhan dan bentrokan dengan pendukung tuan rumah, bahkan meraih “Best Supporter” dalam ajang Copa Indonesia 2007 lalu.


Lalu, kenapa dengan prestasi yang telah didapat, selalu ada hujatan dan pencekalan…? Ujian dan cobaan ini harus dihadapi oleh Persija dan The Jakmania agar menjadi klub dan organisasi supporter yang mempunyai ‘Mental Baja’, kedepannya akan kuat menghadapi cobaan-cobaan berikut. Kepada pihak yang berwenang, mungkin bisa mengambil pelajaran, jangan hanya menilai The Jak dari sisi buruknya saja. ‘Don’t look at the book only from the cover’.

Katanya bola kita rusuh… katanya bola ngga bermutu…


Apapun yang terjadi kami tetap janji… mendukung bola negeri ini…


Politik berkelahi… saling caci maki…


Bagi kami FOOTBALL FOR UNTIY…

PERSIJA NYAWA GUE


Gue amatin didiri temen-temen The Jak semua, banyak yang masih membanggakan dirinya Jakmania, Gue pengen NAMA PERSIJA LEBIH DIBANGGAKAN, KARENA GW LIAT SELAMA INI BELUM SEPERTI ITU.
PERSIJA NYAWA GUE, itulah judul yang gue buat karena gue cinta PERSIJA, kemanapun gue pergi sekolah, main, keluar kota, jalan-jalan, rekreasi, tour, renang, jalan-jalan ke mall, kerumah pacar, dll nama PERSIJA kan selalu gue bawa kemana-mana dimanapun gue berada. karena PERSIJA bagaikan kepercayaan, kebanggaan, kehormatan, harga diri, dan NYAWA sekalipun.
entah itu bisa kaos, topi, pin, jaket, baju, gelang, sepatu, sendal, stiker, kupluk, jas ujan, gantungan, emblem, dan masih banyak lagi

Banyak keributan antar wilayah sesama Jakmania, karena ego mereka yang lebih membanggakan dirinya sendiri ( Jakmania), bukan PERSIJA?? kenapa?????????
"kecintaan terhadap Jakmania tuh lebih besar daripada kecintaan lo pada PERSIJA"
Hal itu yang membuat keributan/gesekan antar wilayah OREN. karena kita hanya bangga pada diri sendiri,, lantas apa yang kita berikan untuk PERSIJA ??

kalau Gue bilang mulai sekarang, pegang komitmen loe,
"KECINTAAN LOE TERHADAP PERSIJA HARUS LEBIH BESAR DARIPADA KECINTAAN LOE TERHADAP THE JAKMANIA"
Gue berharap mulai dari sekarang buat yang masih ribut-ribut sesama The Jakmania semoga pada nyadar..

bayangkan mayoritas baju oren yang kita kenakan tiap hari bertuliskan "THE JAKMANIA",, yang pakai baju yang bertuliskan "PERSIJA" lebih sedikit.

bandingkan aremania hampir 85% baju mereka tertulis AREMA ??
apalagi disaat AREMA MALANG berganti nama menjadi AREMA INDONESIA,, semua serentak berganti kostum. betapa besarnya kecintaan aremania terhadap AREMA?????

gue ingin nama persija lebih lo banggain,, disaat lo pergi kemanapun lo pergi PERSIJA lah yang slalu dihati dinanti sampai mati.

Salam JEMPOL TELUNJUK
PERSIJA PASTI JUARA

Selamat ulang tahun The Jakmania


Ditulis Oleh Bambang Pamungkas (BE'20'PE)
Apa yang membuat setiap pertandingan Persija di Lebak bulus begitu meriah..? Apa yang membuat atfosfer stadion Lebak Bulus sangat luar biasa sehingga membuat kita merinding setiap memasuki stadion,bahkan Dollah Salleh pelatih Selangor FC, Malaysia yang pernah datang mengatakan suasana di Lebak Bulus mengingatkannya pada suasana partai partai di liga liga Eropa bahkan lebih.. Dan yang paling penting Apa yng membuat Persija begitu perkasa dan tampil menggila setiap bertanding di Lebak Bulus..? Jawaban dari semua itu tidak lain dan tidak bukan adalah adanya sekelompok suporter yang sangat royal dan militan menggunakan warna orange yang menamakan diri mereka THE JAKMANIA

Ketika pertama kali saya bergabung ke Persija 8 th lalu setiap kali Persija bertanding di Lebak Bulus jumlah penonton yang hadir lebih kurang hanya seribuan dan diantara ada sekelompok orang berbaju orange yang bergerombol di sudut kanan tribun timur yang selalu bernyanyi sepanjang pertandingan walaupun lumayan rame tetapi suara penjaga gawang Persija waktu itu Jean Mbeng Mambalau yang di kenal bersuara lantang mampu mengalahkan suara suporter,akan tetapi bandingkan dengan sekarang seiring berjalannya waktu serta kegigihan para pengurus The Jak yang di gawangi oleh Gugun Gondrong serta Ferry Indra sarief jumlah The Jak menjadi ribuan serta mempunyai kreatifitas yang luar biasa sehingga sekarang jangankan suara Mbeng Jean suara MC yang membacakan susunan pemain melalui pengeras suara pun tertelan oleh riuh nya nyanyian The jak yang memenuhi Lebak Bulus.

Bagi Persija The Jak sudah menjadi sebagian dari nyawa tim kehadiran mereka memberikan suatu efek positif yang akan melipat gandakan andrenalin setiap pemain dan mereka selalu ada di manapun Persija bertanding,saya masih ingat ketika di th 2001 Persija harus mengikuti 8 besar di Makassar walupun harus naik kapal serta menginap di lapangan karebosi akan tetapi mereka tetap menunjukkan kecintaan mereka dengan tetap hadir di Matoangin dan hasilnya kita mampu memukul PSM 1 : 0, lewat gol Budhi sudharsono, bahkan pemain baru Persija musim ini Aliyudin suatu saat berkata pada saya bahwa dia tidak pernah merasakan suasana seperti yang tersaji di Lebak Bulus sehingga membuat nya selalu bersemangat setiap kali bermain di sini, itu membuktikan bahwa keberadaan Persija tidak bisa dipisahkan dari suporter militant kami yang bernama The Jakmania..

Maka lewat tulisan ini saya selaku pribadi atau sebagain Captain Tim mewakili seluruh elemen dalam Tim Persija mengucapkan "SELAMAT ULANG TAHUN KE 10" kepada The Jakmania beserta seluruh anggotanya semoga di ulang tahun ke 10 ini The Jak menjadi lebih kreatif,lebih dewasa dalam mendukung Persija serta lebih sportif sehingga mampu menjadi panutan bagi seluruh suporter di Indonesia, lebih dari itu kami juga ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan yang tada henti di manapun kami bermain semoga dengan dukungan the jak yang begitu melimpah kami mampu mengembalikan trophy juara Liga maupun Copa ke Ibukota, semoga lewat kerja keras dan kebersamaan kita semua Persija mampu mewujudkan itu semua, sekali lagi Selamat ulang tahun buat The jak, semoga musim ini menjadi musim yang istimewa dan tak terlupakan bagi kita semua.. Amiin..

Mereka Memilih Persija, Mereka Memilih Jakmania


Cukup terhenyak gue mendengar kabar ada sekitar 3 orang Jak Utara yang masuk rumah sakit akibat dihadang oleh oknum NJMania disekitar Tugu Koja Jakarta Utara. Kenapa ? Disaat pertandingan berlangsung lancar, di saat rekan kita tersebut hampir sampai ke rumah, di saat itulah mereka dihadang oknum. Bentrokan berlangsung tak seimbang.

Namun yang gue sorot bukanlah bentrokan tersebut. Yang ingin gue sorot dalam artikel ini adalah keteguhan mereka untuk tetap memilih Persija & Jakmania meskipun resiko yang dihadapi ga sembarangan. Seperti yang telah kita ketahui, musim 2007 Jakarta mempunyai 2 kesebelasan. Persija dan Persitara. Suatu hal yang bagus untuk Jakarta. Namun sayangnya hal ini dibarengi dengan "API DALAM SEKAM" oleh masing-masing pendukung kedua kesebelasan tersebut.

Keteguhan mereka untuk tetap memilih oren menjadikan gue salut. Mungkin rekan-rekan Jakmania lain yang berada di tengah kota Jakarta tidak merasakan rintangan yang dialami oleh Jak Utara. Dan gue yakin kalo dengan meski ada rintangan tersebut Jak Utara tetap eksis.

Sebelum Natal 2007, gue sempet jalan ke arah Pamulang, Banten. Secara geografis seharusnya Pamulang lebih dekat dengan Persita/Persikota. Namun mereka memilih Persija. Begitupun dengan Jak Ciledug, Jak Tangerang, Jak Banten. Kalau Jak Utara mengalami rintangan dengan oknum NJ, Jak Ciledug, Jak Pamulang, hampir selalu dihadang oleh oknum Viola / Betman.

Gue juga hampir selalu melihat spanduk-spanduk Jakmania luar Jakarta di stadion Lebak Bulus. Jakmania Karawang, Jakmania Bogor, Jakmania Bandung, Jakmania Cikarang, Cibinong, Depok, Bojong Gede yang notabene berasal dari Jawa Barat. Mereka memilih Persija.

Begitupun dengan daerah lainnya sepetrti Jogjakarta. Jawa Tengah, Jawa Timur. Gue bahkan kaget saat Tour Jakmania ke Sidoarjo dimana saat itu datang juga 21 orang simpatisan Persija asal Jombang, 6 orang asal Surabaya, yang Insya Allah akan menjadi Korwil Jakmania Surabaya. Dan yang perlu dicatat bahwa mereka adalah asli Jombang dan Surabaya. Mereka memilih Persija, mereka memilih Jakmania.

Itu baru orang Indonesia. Nah gimana kalo orang bule ? Mungkin baru Persijalah menurut gue yang ditonton oleh orang-orang bule.
Ayo Jak...Teruslah berkreasi, teruslah menebar virus sportivitas di dunia sepakbola Indonesia. Karena dengan itulah Persija/Jakmania akan digandrungi oleh banyak orang. Janganlah isi dukungan kita dengan memperbanyak kerusuhan. Anggaplah kerusuhan/bentrokan itu hanyalah kerikil yang tidak perlu dibesar-besarkan. Maklum dunia sepakbola Indonesia ga akan sportif kalo orang-orang yang ngurus sepakbola Indonesia masih mementingkan duit semata.

Ingat Jak musim 2008 Liga Super akan 1 wilayah. Insya Allah kita akan tandang ke Tangerang, Purwakarta, Semarang, Lamongan, Malang, Sidoarjo, Jepara. Kita akan makin banyak teman.


TINGGALKAN SUKU TINGGALKAN RAS
SATU TEKAD DUKUNG PERSIJA
DIBAWAH BENDERA JAKMANIA
MAJULAH PERSIJA PANTANG MUNDUR

7 Keajaiban Sepakbola Indonesia


Ditulis Oleh Ir.Ferri Indrasjarief (Ex Ketum The Jakmania)
Sunday, 23 September 2007
1. KETUA UMUM TERPIDANA
2. KOMDIS VERSUS KOMDING
3. KOMPETISI TANPA KONSISTENSI
4. TONTONAN BERESIKO TINGGI
5. PEMBINA TANPA PEMBINAAN
6. PROFESIONAL TERGUGAT
7. SUPORTER KAMBING HITAM

Loyalitas Orange Sejati


Ratusan The Jakmania telah hadir di kota Kediri, pada Senin (10) sore hari tepat pukul 18.00 di staisun Kediri. Disambut oleh teman-teman Persikmania dan aparat Kepolisian Resort Kediri, rombongan bergerak dari stasiun langsung menuju ke gedung GNI, tempat biasa The Jak tinggal bila singgah di Kediri, sementara itu sekitar 80 orang yang lain bertolak ke Jakarta untuk kembali pulang.

Setelah menemani perjuangan Persija di kota Malang dan berakhir dengan kemenangan, kini dengan sisa rombongan yang ada, orange sejati mencoba untuk memberikan yang terbaik dan yang paling semangat untuk perjuangan BP dkk dalam upaya meraih poin penuh di markas pasukan Macan Putih, di stadion Brawijaya, Kediri.

Rombongan yang ada akan membuktikan loyalitas mereka terhadap Persija Jakarta tak akan pernah pudar walau harus terpisah dengan jarak dan waktu, serta walau harus berkorban harta dan pekerjaan, belum lagi memasuki bulan Ramadhan, orange sejati akan menikmati puasa pertama dalam perjalanan pulang ke Jakarta, ini semua dilakukan hanya untuk berjuang bersama tim Macan Kemayoran serta bersilaturahim dengan suporter tuan rumah seperti Aremania, Ngalamania serta Persikmania yang telah menyambut dan menerima kedatangan orang oren di Jawa Timur ini.

Sebagai roh ke 12 kami, der oranjers akan terus berusaha untuk menemani perjuangan Persija Jakarta dimana saja berada.


Dimana Kau Ada.. Kami Selalu Ada...

Karena Kami Cinta Persija...

Ksatria Pengecut, Komentar Seperti Kentut


Kamis (16/8) sore itu sepertinya menjadi momen terburuk yang dialami oleh Persib Bandung beserta bobotohnya, setelah menjalani pertandingan melawan Macan Kemayoran yang penuh dengan aksi teror dan presure yang sangat tinggi dari suporter tuan rumah di stadion Lebak Bulus, Jakarta.

Dan setelah partai big match itu, semua komentar miring dialamatkan kepada The Jakmania serta simpatisan Persija yang telah melakukan aksi pelemparan terhadap bis pemain Persib dan teror selama pertandingan berlangsung. Namun dari semua komentar yang ada, tidak ada yang secara gentle (ksatria) mengakui kalau semua yang dilakukan oleh The Jakmania merupakan balasan dari ulah bobotoh saat Persija tandang di Bandung. Seorang bobotoh menulis pada artikel di situs Persib (www.persib-bandung.or.id) dengan ID sejati_ksatria, yang dengan emosional mengutuk perbuatan The Jakmania tapi tidak memiliki jiwa ksatria untuk mengakui perbuatannya sendiri saat putaran I di Bandung. Rachmad dari Majalengka seorang bobotoh mengaku sangat sedih, menangis melihat sweeping terhadap penonton yang dicurigai sebagai bobotoh atau viking, yang dilakukan di depan matanya, dan melihat tim kesayangannya di teror habis-habisan. Tapi apa dia mengakui, keadaan serupapun sebelumnya justru dimulai dari bobotoh di Bandung, dengan menjadikan kaus The Jak sebagai keset, sweeping terhadap KTP DKI, kendaraan berplat no. B, penghancuran bis pemain Persija & pelemparan mercon yang mengenai Ismed Sofyan, kamipun sedih, kecewa dan marah melihat pemain kami diperlakukan sangat tidak layak. Apakah mereka (bobotoh-red) menyadari hal itu ?

Komentar ksatria justru datang dari beberapa pemain Persib Bandung yang telah mengalami teror fisik secara langsung, seperti yang telah mereka ceritakan pada harian Pikiran Rakyat (http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/082007/18/0809.htm) "Sampai kapan para pemain akan menjadi korban seperti ini, apakah bobotoh akan merasakan apa yang kami terima? kan tidak. Mereka yang membuat masalah, tapi pemain yang menjadi korban...”. dan mereka pun menyadari akan ada aksi serupa saat Persib tandang ke Medan, ”Belum lagi nanti kalau main di Medan, kemungkinan kami juga akan mendapat perlakuan yang tidak simpatik, karena saat PSMS main di Bandung diperlakukan tidak baik oleh bobotoh," ujar Erik Setiawan

Jelas ternyata pemain Persib lebih Ksatria dibanding para bobotohnya, mereka masih bisa menerima keadaan bahkan sebelum berangkat ke Jakartapun mereka sudah memprediksikan bakal terjadi presure dari suporter tuan rumah.

Apakah kondisi ini akan terus berlanjut..???, pelemparan balas pelemparan, teror balas teror dan akan seperti itu terus selamanya. Hanya dengan jiwa besar kita dapat menjawab semuanya.

siapa yang menebar angin, dia akan menuai badai....

Pilkada Jakarta, Oren Yang Menang


Ditulis Oleh oranjeSejati
Saturday, 11 August 2007

Pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta yang mencalonkan pasangan Adang Daradjatun – Dani Anwar yang didukung oleh hanya satu partai, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) serta berkoalisi dengan masyarakat. Dan rivalnya pasangan Fauzi Bowo – Prijanto yang didukung dengan ± 20 partai besar di Indonesia. Adang – Dani mengusung tema ‘Ayo Benahi Jakarta’ dan Fauzi – Prijanto datang dengan mengusung ‘Jakarta Untuk Semua’.

The Jakmania yang menjadi bagian dari kota Jakarta ini, juga menjadi target tim sukses dari kedua cagub / cawagub ini, namun The Jakmania yang secara prinsipil dan tertulis dalam AD / ART, tidak akan ikut terlibat dalam dunia politik tapi organisasi tidak akan menghalangi apabila ada individu yang secara personal mendukung salah satu calon.

Dalam kampanye nya kedua pasangan cagub / cawagub DKI Jakarta ini, terlihat banyak menggunakan atribut warna oranye atau membentuk lembaga – lembaga yang bernuansa oranye seperti pasangan Adang – Dani dengan Relawan Orange nya atau Fauzi – Prijanto dengan Orangnye serta bisa dilihat di sudut-sudut kota baliho, pamphlet, banner dan spanduk hampir semua bernuansa oranye menghiasi kota Jakarta. Dan pada saat kampanye kedua pasangan pun pernah menggunakan atribut Persija & The Jakmania dalam mengutarakan janji-janjinya untuk kemajuan Jakarta kedepannya.

Boleh dibilang pada Pilkada tahun ini ternyata yang memenangkannya adalah The Jakmania, dengan atribut oranye nya yang biasa menghiasi stadion Lebak Bulus atau Senayan, tapi kini warna oranye sudah menjadi warna dominan untuk kota Jakarta.

Moga siapapun yang terpilih sebagai Gubernur kota ini, tidak melupakan Persija, klub yang menjadi kebangaan kota Jakarta dan kebanggaan The Jakmania.

Oren – oren Kota-ku.. Oren Persija-ku..

Ayo, Persija-ku.. Kami Mendukungmu..

The JAK Ga Akan Kapok !


Sebelum putaran II Liga Indonesia 2007 dimulai, gue sudah beberapa kali berbicara kepada teman-teman JO akan adanya kemungkinan bentrokan saat Jakmania Tur ke kota Purwakarta. Dan yang paling gue takutin adalah efek dari bentrokan tersebut dimana Jakmania akan kena sanksi saat pertandingan kandang melawan Persib Bandung.
Sabtu, 4 Agustus 2007 Pkl. 13.30 WIB, gue kontak bay untuk menanyakan kabar temen-temen Jakmania yang saat itu berangkat ke Purwakarta. " Kita sekarang sedang istirahat sebentar di pintu keluar Jatiluhur, sembari menunggu 2 bis Jak Bekasi/Karawang yang belum sampai. Katanya mereka dihadang oleh oknum-oknum suporter lain", begitulah suara yang terdengar dari seberang sana.

Wow, ternyata bentrokan awal sudah terjadi yang ternyata menimpa temen-temen Jakmania Bekasi/Karawang. "Oke deh bay, nanti gue kontak elo lagi", gue akhiri pembicaraan gue via telepon selular. Dengan dikawal oleh Garda Purwa dan pihak kepolisian, Jakmaniapun melanjutkan perjalanan menuju Stadion Purnawarman. Alhamdulillah sambutan warga masyarakat disepanjang jalan yang dilalui rombongan sangat baik.

Pertandinganpun dimulai. Terlihat pula orang-orang yang mengenakan pakaian/syal biru dimana timnya saat itu sedang tidak bertanding. Saat Hamka Hamzah dikartumerahkan oleh wasit, langsung saja botol-botol minuman beterbangan yang disusul oleh aksi lempar antara teman-teman Jakmania dengan oknum suporter yang tidak bertanding hari itu. Beruntung aksi sigap Garda Purwa dan pihak kepolisian dapat meredakan suasana yang panas tersebut.

Akhirnya Macan keok 0-3. Dan prosedur keamanan dimana suporter tamu ditahan dulu di stadion dilakukan. Ketika teman-teman Jakmania keluar stadion tampak bis-bis yang ditumpangin oleh mereka penuh dengan corat-coretan bernada provokasi/menghina. ( Weh.... kayak anak ABG yang baru belajar corat-coret tembok aje en beraninya ama bis kosong. Gue jadi ingat saat tahun 2004 dimana bis-bis kosong yang ditumpangi oleh Jakers hancur berantakan oleh oknum suporter Persita ).

Pkl. 19.00 WIB gue coba kontak bay lagi. Dan dia ngabarin kalo udah masuk Tol Cikampek. Namun bay juga cerita kalau diperjalanan tadi rombongan sempat dihadang oleh oknum-oknum yang ga jelas. Tapi dasarnya Jakmania, benar-benar pantang mundur, serentak pula teman-teman turun dan bentrokan pun tak terhindarkan. Weh..weh... apa maunya yah itu orang-orang yang menghadang ? Mending kalo mereka unggul, lah ini, malah kocar-kacir, lari tunggang langgang.

Secara umum sambutan warga masyarakat Purwakarta sangat welcome dengan kehadiran Jakmania. Garda Purwa dan pihak kepolisianpun sangat koperatif dengan Jakmania. Makasih banyak kawan. Kami tunggu di Lebak Bulus musim depan.

"Gimana dhan ? Sudah sampai mana ? ", gue awali pembicaraan via telpon dengan rekan JO."Sekarang sudah masuk Tangerang, tepatnya di dekat Carrefour", jawab rekan JO tersebut. Kemudian die melanjutkan, "Seperti biasa tadi di jalan ada gangguan dari oknum suporter Persita"

He..he.. Seperti dugaan gue, gangguan tetap akan dilakukan oleh oknum suporter Persita terhadap rekan-rekan Jakmania yang sedang berada di Tangerang, sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Dan gue juga menduga bahwa apapun hasil pertandingan Persita vs Persija, oknum suporter Persita kembali akan berulah.

Sekitar 1 jam sebelum pertandingan, gue coba kontak lagi dengan rekan JO tersebut. Dan dia mengabarkan bahwa rombongan besar sudah berada di dalam stadion, namun ada 2 bis yang tercecer dan saat tiba di stadion, kaca-kaca kedua bis tersebut pecah dilempari oleh oknum suporter Persita.

Dan yang lebih membuat gue bersedih adalah kembali terhadangnya rombongan Jakmania Barat yang melewati Daan Mogot oleh oknum suporter Persita di sekitar Batu Ceper. Rekan-rekan Jakmania Barat tersebut terlibat tawuran masal yang berlangsung lebih dari 1 jam.

Tanda-tanda kerusuhan susulan sudah mulai terasa saat BePe menciptakan gol ketiga bagi Persija. Oknum suporter Persita mulai melempari pemain Persija dengan benda-benda keras, bahkan sesama suporter Persita pun terjadi bentrokan. Kalo ga salah ada anak usia 11 tahun kepalanya bocor terkena batu, dan mengalami luka yang cukup serius. Geblek !! Teman sendiri pun dilempari.

Bentrokan kembali terjadi ketika rombongan Jakmania bermaksud pulang ke Jakarta. Nyaris sepanjang jalan pelemparan oleh oknum suporter Persita kembali terjadi hingga masuk Tol Merak. Gile benerr...

Tangerang oh Tangerang.. Kenapa dari tahun ke tahun tidak berubah ? Kenapa LBV hanya mengawal saat masuk ke Tangerang ? Kenapa pulangnya tidak dikawal ? Kenapa rekan Viola Xtrim kalian lempari ?

Anyway, gue ngucapin terima kasih atas usaha beberapa pengurus LBV yang udah ngawal Jakmania saat masuk kota Tangerang, sayang kalian tidak melanjutkan saat kami pulang. Terima kasih kepada Viola Xtrim yang tetap mau berinteraksi dengan kami saat pertandingan usai. Kami tunggu kalian di Lebak Bulus tahun depan. Terima kasih buat bapak Polisi yang selalu setia mengawal kami baik datang maupun pulang.

Apapun yang terjadi di Tangerang, kami ga akan kapok tuk datang lagi.

VIKING Tai Anjing!


Sudah dua pertandingan terakhir Persija gue tonton sejak pertandingan Persib vs Persija yang berakhir dengan kekalahan Persija 0-3 dan hancurnya kaca bis pemain Persija, meski katanya mendapat pengawalan dari pihak Viking selaku tuan rumah. Jelas-jelas bis yang membawa pemain Persija hancur lebur, ditambah lagi kejadian pelemparan batu, mercon, yang akhirnya mengenai Ismed Sofyan, namun hingga sekarang tidak ada sanksi dari KOMDIS terhadap pihak Persib ataupun suporternya.

Kontras sekali dengan kejadian yang menimpa Jakmania selaku suporter Persija. Gue ampe sekarang masih bingung bin heran bin terbengong-bengong atas cepatnya reaksi KOMDIS menjatuhkan sanksi tidak boleh menonton pertandingan Persija vs PSS Sleman. Sanksi ini berkaitan dengan pelemparan botol minuman oleh penonton yang mengenai pemain Persita saat melawan Persija di stadion Lebak Bulus.

Dua hal yang sangat kontras !! ( Hmm.. semoga kasus PMJ vs KOMDIS yang katanya melibatkan TOGAR MANAHAN NERO & KAHARUDIN SYAH cepat selesai dan cepat terkuak ). Siapa yang bisa menjawab kenapa hal ini bisa terjadi ?? Blum lagi sanksi tidak boleh menyaksikan 5 pertandingan tandang Persija di Liga Indonesia yang berujung aksi boikot Jakmania terhadap kegiatan Tim Nasional Indonesia.

Mungkin ketidakadilan itulah yang menyebabkan aroma kebencian sangat kental terasa saat gue hadir di stadion Lebak Bulus. Jakmania yang biasanya tidak provokatif mengucapkan kata-kata binatang terhadap suporter lawan yang tim nya tidak bertanding, namun di 2 pertandingan kandang terakhir dengan kompak meneriakkan VIKING A***NG !! TEROJING...TEROJING.. !! Meskipun Persib tidak sedang bertanding.

Wah..wah..wah... kayaknya aroma kebencian ini bakal ditumpahkan saat Persib bertandang ke Jakarta melawan Persija Jakarta. Gue masih ingat ciut nyali tim Persib di Liga Indonesia 2005 saat Jakmania meluber ke pinggir lapangan stadion Lebak Bulus. Di musim Liga Indonesia 2007, saat Persija vs Persija menghasilkan hancur lebur kaca bis pemain Persija, dan Ismed Sofyan terkena lemparan mercon. Nah saat Persija vs Persib bulan Agustus 2007 nanti apa yang kira-kira akan terjadi ? Apakah tim Persib akan ciut nyali lagi ??

Berikut daftar kejadian saat Persija bertemu Persib :

1. Tahun 2004, Persib vs Persija -----> pemain Persija dipukul saat latihan. Ga ada sanksi.

Persija vs Persib ------> Boy jati pun dipukul.

2. Tahun 2005, Persib vs Persija --------> Penonton meluber kepinggir lapangan. Ga ada sanksi.

Persija vs Persib ---------> Penonton meluber ke pinggir lapangan. Persib ga tanding.

3. Tahun 2006, Persija vs Persib ---------> Katanya tanpa penonton. Jakmania mengawal Persib. Tapi di stadion malah banyak pendukung Persib.

Persib vs Persija ----------> Gue malah lupa ada kejadian apa . :p

4. Tahun 2007, Persib vs Persija ---------> Kaca bis hancur, Ismed kena mercon. Ga ada sanksi .

Persija vs Persib ----------> ......................... ??

SEKALI LAGI ...... Semua ini karena KOMDIS ga becus !!!!
dan Aroma Kebencian Itu Semakin Kental !

"The Jak" Hadir Di TIM 21


Satu lagi persembahan dari salah seorang personil Jakmania yaitu Andi Bachtiar Yusuf kepada seluruh pecinta Persija dimanapun berada. Melalui Cinemakom, Yusuf mempersembahkan sebuah film bertema Jakmania dengan judul "The Jak".

Film yang merupakan film pertama di Indonesia yang mengangkat cerita suporter tim kesebelasan di Indonesia ini rencananya akan diputar di Taman Ismail Marzuki dari tanggal 15 Juni 2007 hingga 21 Juni 2007. Jadwal pemutaran film "The Jak" adalah sebagai berikut :

TIM 21 - Theater I
June 15, 2007 : 17.30 June 16, 2007 : 19.30
June 17, 2007 : 14.15 June 18, 2007 : 17.30
June 19, 2007 : 19.30 June 20, 2007 : 14.15
June 21, 2007 : 17.30 June 22, 2007 : 19.30

Tiket film ini selain diperoleh langsung di bioskop Taman Ismail Marzuki, dapat juga dibeli dari Yusuf ( 0811814022 ) atau Bapuk ( 081383441558 ).

Selamat menikmati film "The Jak" ini yang tak kalah serunya dengan Film "Hardline".

Jakscooter Jelajahi Bandung


Sabtu, (19/5) tepatnya pukul 02.00 wib Jakscooter dengan 3 personilnya Dhany, Garong dan Aldo dan 2 vespa oren, kembali melakukan perjalanan lagi (touring) menuju ke Bandung untuk menghadiri event Jambore Scooter Asia ke-2 2007 – 9th Anniversary SOG Bandung.

Event ini begitu banyak mengundang perhatian para scooterist begitu juga dengan kami, hingga personil yang berangkat mesti mempersiapkan waktu dan tenaga untuk bisa hadir dan selain itu Jakscooter juga membawa misi tersendiri dalam kehadirannya di acara tersebut.

Misi pertama adalah untuk mensosialisasikan agenda yang akan dilaksanakan oleh Jakscooter sendiri pada saat bulan Juni nanti, dengan mengambil tempat di stadion Lebak Bulus yaitu Jambore Jakscooter 2007 – Scooterist Benahi Jakarta. Dan misi kedua kami adalah sebagai kampanye damai bahwa Bandung bukanlah tempat yang menakutkan buat para The Jakmania melainkan tempat yang sejuk dan ‘sangat bersahabat’, walau kami cuma berada di komunitas scooter tapi itu sudah menunjukkan bahwa sebagai the jakers pun, kami dapat diterima di wilayah Bandung dan sekenanya.

Scooterist For Unity… Scooterist For Brotherhood…
Ditulis Oleh beGoeNDaL oRen

Jakmania On ESPN !!


Satu lagi berita menggembirakan datang dari rekan JO. Insya Allah bila tidak ada halangan, aksi Jakmania akan disiarkan oleh ESPN Sport pada hari Selasa 3 April 2007 Pkl. 19.00 WIB. Di Indonesia, ESPN Sport dapat dilihat bagi mereka yang berlangganan Indovision/Kabelvision/Telkomvision/Astro TV. Sungguh berita yang mengejutkan. Tak disangka-sangka meskipun Jakmania sedang terkena sanksi 5 laga tandang, namun kiprah Jakmania di Liga Indonesia 2007 sangat menarik minat ESPN Sport untuk diambil kisahnya.

Rekan JO yang menemani tim ESPN Sport saat pertandingan Persija vs Persik hari Kamis, 29 Maret 2007 menginformasikan bahwa reporter ESPN Sport tersebut ternyata tahu banyak tentang Jakmania dan Persija.

Terima kasih ESPN Sport.....Terima Kasih Tuk Seluruh Jakmania dimanapun berada..

The Jakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

Seuntai Kalimat Dari Sekum Viking Pusat


Perlu Rekan2 Jakers Ketahui Bahwa Kami Sudah 1 bln Ini Tidak lagi menjual Baju2 YG memojokan Dan Juga Menghina Para Jakers kLO ANDA tiDAK pERCAYA sILAhkan Liat Di fAnshop Viking Di jL banda no 9 Bdg. Seandainya masih ada yg menjual maka akan kami tindak tegas Terima Kasih Rekan2 The Jak Perdamaian Itu Indah Mudahan2 Damai Kita Cepat Terlaksana Amin...!!! sudah 7 tahun Kita Bermusuhan Saaat Nya Untuk Damai."

Begitulah seuntai kalimat dari ID yang mengaku bernama Wisnu Sekum Viking Pusat yang diposting olehnya di Buku Tamu situs www.jakmania.org pada hari Minggu, 4 Maret 2007 pagi. Trus terang gue baru tahu postingan tersebut pada hari Senin, 5 Maret 2007.

Meski sedikit terkejut, seperti biasa tanpa ada perasaan buruk sangka gue menyambut baik apa yang telah ditulis oleh Kang Wisnu tersebut. Seperti yang telah rekan-rekan Jakmania ketahui, bahwa sudah dari dulu pengurus Jakmania ( era Bung Ferry ) dan dilanjutkan oleh Bung Danang membuka lebar-lebar penyelesaian konflik antara Viking-Jakmania. Namun ajakan dari pihak Jakmania masih bertepuk sebelah tangan.

Namun Jakmania tidak patah arang, ini terbukti dengan pengamanan tim Persib saat bertandang ke Lebak Bulus ( meski tidak dihadiri oleh penonton karena Panpel Persija kena sanksi ). Dan gaung pun bersambut, pihak Panpel Persib melakukan hal sama. Diluar kedua hal tersebut, ternyata untuk mewujudkan perdamaian antara Jakmania-Viking sulit sekali dilakukan.

Kasus Jakmania - Panser Biru

Mungkin gue coba menulis pertikaian yang pernah dialami oleh Jakmania dan Panser Biru. Tahun 2003 kalau ga salah pertikaian itu muncul. Setiap kali Jakmania melakukan Tour D'Jawa dimana kereta api yang melewati stasiun Tegal & Poncol, menjadi langganan pelemparan oknum-oknum yang menggunakan seragam biru. Dan Jakmania tidak diperbolehkan datang ke Stadion Jatidiri saat pertandingan PSIS vs Persija.

Begitu juga sebaliknya, ketika pertandingan Persija vs PSIS , suporter Panser Biru tidak diperbolehkan mendukung timnya di Jakarta. Namun berkat usaha dari Mas Eddy ( SNEX ) dimana saat Jakmania hadir kembali di Jatidiri dengan kekuatan 75 orang saja, namun efek dari kejadian tersebut selanjutnya bisa diketahui bahwa hingga saat ini bila PSIS bertanding di Jakarta, suporter Panser Biru & Snex bebas mendukung timnya.

Mungkin latar belakang pertikaian Jakmania-Viking berbeda dengan pertikaian Jakmania-Panser Biru. Namun pihak Viking mau melihat lebih jeli, sebenarnya pertikaian ini bisa hilang sedikit demi sedikit. Cukup mulai dari mau menerima kehadiran Jakmania hadir kembali di Stadion Siliwangi. Insya Allah Viking dapat hadir kembali menonton Persib di Stadion Lebak Bulus.

Kami sadar, bila tandang ke Siliwangi pasti akan ada "sambutan" dari pihak-pihak yang masih tidak senang, ataupun orang iseng. Tapi bagi kami hal itu sudah lumrah di Liga Indonesia ini. Tour Tangerang, Jogja, Kediri, Lamongan, Malang, Semarang, Gresik, tidak bersih dari "tangan-tangan jahil". Namun yang kami pegang adalah komitmen dari tuan rumah, dalam hal ini pengurus suporter tuan rumah dan panpel pertandingan dalam hal pengamanan suporter tamu.

Mudah kan ...............................

Semoga....Semoga...Semoga...

Sumber : Jakmania.org