
Satu Minggu gelaran babak 8 besar Liga Indonesia wilayah barat memang telah berlalu. Namun euphoria dan kisah-kisah menarik tentang tur 8 besar hingga kini masih terasa. Dalam kesempatan ini, gue ( penulis, red ) ingin berbagi cerita mengenai perjalan selama satu Minggu bersama The Jakmania dalam mendukung perjuangan Persija di Solo dan Sidoarjo.
“Kutinggalkan pekerjan, siap-siap buat nonton pertandingan kata orang aku ini ke surupan demi Persija apapun kulakukan”! Itulah kata-kata yg sering terdengar dari mulut para The Jakers selama berlangsungnya perhelatan 8 besar di Solo dan Sidoarjo.
Tak henti-hentinya sekitar seribu the Jakmania terus bernyanyi untuk mendukung tim kesayangan Persija Jakarta.
Meriahnya perhelatan 8 besar juga banyak memunculkan cerita dari para The Jakers yang ikut. Mulai dari yg bolos sekolah, kuliah hingga yang cabut kerja rela dilakoni demi Macan Kemayoran!
Tur 8 besar kali ini sangat berbeda dengan tur-tur sebelumnya, banyak pengorbanan yang di keluarkan oleh para the Jakers. Tidak hanya materil, moril pun mereka korbankan. Dan yang pasti pengorbanan waktu yang paling terasa.
Sudah menjadi kebiasaan The Jakmania jika melakukan perjalanan jauh harus bermodal. Sebagai suporter sejati, masing-masing anggota sadar harus punya bekal cukup selama tur, apalagi tur kali ini hingga 1 minggu lamanya.
Dari info yang didapat, banyak cara yang dilakukan oleh peserta tur kemarin. Mereka rela mengorbankan apa saja agar bisa berangkat menuju solo. Salah santunya Adi (anak acara). Dia hinga rela menjual HP nya demi ikut tur 8 besar. Beda lagi dengan Basri (korwil Pamulang) yang diam-diam cabut dari kerja. Basri meninggalkan tugas melatihnya sebagai guru tekwondo di Tanggerang. Lalu ada lagi Iwan (korwil Pasar Minggu) yang rela meninggalkan anak-istrinya demi Persija. Selain mereka, masih banyak lagi rekan-rekan lainnya yang rela meninggalkan segalanya hanya untuk mendukung tim Persija. Sungguh pengorbanan yang sangat besar, tapi berbuah manis.
Selain cerita soal pengorbanan, banyak juga tertoreh cerita unik seputar tindak tanduk Jakmania selama tur Solo dan Sidoarjo. Mulai dari the Jakmania yang hobi ngeceng di mall, lalu ada juga kisah percintaan atau beken disebut cinlok. Tak hanya itu, kisah yang mistik pun ada. Mungkin semua ini akan menjadi pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidup.
Sekedar informasi, selama di Solo para the Jakers di tempatkan di pendopo Kraton Surakarta sebagai bascamp penginapan. Di hari pertama saja sudah ada kejadian unik, salah satu rekan Jakmania ada yang kesurupan,beruntung kejadian itu tidak terlalu lama karena langsung di tangani oleh kuncen Keraton Surakarta
Banyak kegiatan yang dilakukan the Jakers selama tur 8 besar. Untuk menghilangkan kejenuhan, banyak kegiatan yang di lakukan. Mulai dari kompetisi sepak bola, sewa becak, bermain kartu, bernyanyi bareng, hingga nonton di bioskop 21 pun ada. “Ternyata Solo serasa di Jakarta juga yah?” ungkap beberapa rekan.
Dari berbagai kegiatan yang kerap dilakukan, sewa becak menjadi pilihan primadona para The Jakmania. Hampir tiap hari sewa becak menjadi pilihan utama untuk menghilangkan suntuk. Lucunya, ada salah satu rekan the Jak yang nyusruk ke selokan air yang mengakibatkan becak rusak parah. Ya apa boleh buat mereka harus mengganti kerusakannya. ‘Mau untung malah jadi buntung deh!’
Tapi diantara itu semua ada lagi yang paling menarik, yaitu kisah percintaan. Tak hanya saat berada di Solo, waktu pulang ke Jakarta pun kisah kasih ini pun berlanjut di kereta. “Pandangan pertama saat awal berjumpa” mungkin ungkapan itu yang terasa tepat menggambarkan hal yang satu ini. Salah satu rekan (maaf banget gue tidak bisa menyebut namanya).
Kejadiannya cukup unik mirip cerita di sinetron, saat pandang pertama di dalam kereta, suasana kereta berubah jadi tempat pencomblangan. Riuh teriak memenuhi isi kereta (tak terbayangkan begitu ramainya dalam kereta). Hingga HP penulis pun juga menjadi sarana pendekatan.
Dibalik semua keceriaan, tidak sedikit juga terjadi cerita duka. dari Adi yang menjual HP nya untuk nonton Persija. Ada juga rekan Maria yang bertahan walaupun dirinya dalam keadaan sakit tapi tetap nekat untuk meneruskan perjalanan ke Sidoarjo demi tim ke banggaan. Selain mereka masih banyak kisah duka lainnya yang tidak bisa di sebutkan satu persatu. Tapi semua itu tidak terlalu dianggap sebagai beban karena semua itu dilakukan demi Macan Kemayoran. Dan tidak sia-sia, Persija pun meraih hasil positif yatu menembus babak semifinal.
Itulah sepenggal cerita di balik hajatan 8 besar yang dilakoni oleh Jakmania. Suka duka, tawa ceria, tangis dan canda semua tertumpah saat itu. Semoga dengan ini bisa menjadi inspirasi punggawa Persija untuk menjadi juara liga Indonesia di tahun ini. amin
‘Di stadion Solo Manahan..the jak datang hanya untuk menang
tuk dukung Persija juara liga Indonesia
Di stadion solo Manahan panas hujan bukan rintangan
Ayolah persija jadilah jadi juara
La..lalala..lala
La.lalala..lala’
‘Ayo Macan Kemayoran hari ini kamu harus menang
jangan ragu jangan bimbang the Jak siap orenkan Senayan
la..lalala..lala
la..lalala..lala’
>Ditulis Oleh anay_rizz
Tuesday, 29 January 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar