
Saat pertama kali menginjakkan kaki di bumi parahyangan, tepatnya Kota Bandung yang terlintas dalam benak pikiran adalah keluarga, pacar, teman dan tentu saja Persija Jakarta. Apa yang harus Saya lakukan di kota kembang ini kelak ketrika kejenuhan merasuki kehidupan kita. Memang suasana baru dan teman-teman baru akan menghiasi hidup kita kurang lebih empat tahun mendatang, itu pun kalo kita dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu, jika tidak tentu semakin lama kita berada di kota ini.
Sebagai mahasiswa baru tentu kita harus mengikuti ospek, memang setiap kampus memiliki gaya osepk yang berbeda-beda. Bahkan tiap jurusan dalam satu fakultas pun berbeda. Saya agak kaget ketika mendengar cerita teman Saya yang juga berasal dari Jakarta. Ia menceritakan bahwa, ia disuruh untuk menyanyikan sebuah lagu dengan lirik “ la la la The jak anjing, The Jak Anjing The Jak tai anjing”.Agak aneh memang mendengarnya, tetapi itulah fanatisme sepakbola di kota kembang, merasuk hingga ke kampus-kampus. Ketika saya berjalan menyurusi sekitar kampus banyak coretan di dinding yang bertuliskan “Fuck The Jak dan sebagainya”. Saya hanya tertawa kecil dan menggelengkan kepala.
Awal-awal kuliah, saya lebih sering menonton Persija di balik layer kaca, namun seiring dengan berjalannya waktu bertemulah Saya dengan rekan seperjuangan Saya, sebut saja Reza namanya. Kami sering sekali bernyanyi bahkan bernyanyi bersama ketika Persija tampil di layar kaca. Uniknya walaupun di tempat kos kami ada beberapa anggota Viking, tetapi kami bisa saling menghormati. Hanya celaan yang bersifat becandaan saja yang sering terlintas diantara kami, selebihnya kami seperti saudara.
Di kampus mayoritas teman Saya, mengetahui bahwa Saya adalah The Jak Mania. Tidak jarang beberapa diantaranya mengolok-olok Saya, Persija dan Jak Mania tentunya. Namun hal itu tidak membuat saya merasa takut untuk tetap mendukung Saya. Malah dengan keadaan demikian banyak mahasiswa asal Jakarta yang ingin mendukung Persija bersama. Seperti kata pepatah “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”, maka jumlah mahasiswa pecinta pun semakin banyak. Sejak saat itulah terbesit oleh kami untuk membentuk komunitas Jak Mania Bandung.
Sekilas memang konyol ide tersebut, tetapi itulah bentuk kecintaan kami terhadap Persija.
Untuk merealisasikan hal tersebut maka kami sepakat untuk membuat spanduk dan alhamduluillah spanduk Jak Mania Bandung berukuran 2 x 3 meter ini kahirnya bias terpampang di stadion lebak bulus. Kehadiran spanduk tersebut di layar kaca menimbulkan efek positif dan negative. Mau tau ? Efek negatifnya adalah kami sering mendapatkan terror baik lewat sms maupun dalam bentuk lainnya. Namun menurut saya yang paling menggelikan adalah terror dinding kelas. Ada coretan yang mengancam akan membunuh kami. Seperti ini tulisannya “Andi jurusan ilmu kesehatan masyarakat 2007, jangan harap ada The Jak di Bandung, Tunggu kematian kamu”. Sejak saat itu anggota kami terus bertambah. Mahasiswa asal Jakarta yang tadinya tidak peduli bahkan tidak tahu apa itu Persija dan Jak Mania, malah menaruh simpati pada kami dan kahirnya ada beberapa diantara mereka yang bergabung dengan kami.
Siapa bilang jakmania Bandung dihuni oleh orang Jakarta saja?, tetapi juga dihuni masyarakat asli Bandung. Sebut saja namanya Yanti. Yanti adalah seorang siswi kelas 2 di salah satu SMA di daerah cicaheum. Kamipun heran kenapan Yanti menyukai Persija. Bahkan perempuan ini juga pernah ikut tour ke Solo. Kami pun bertanya padadirinya, “ Kenapa Sih Yan, suka Persija, lo kan orang Bandung?” jawabannya simpel, “karena Persija tim bagus dan The Jak kreatif, karena nyanyi terus lagu yang dukung Persija”. Hanya perasaan haru yang terlintas di dalam pikiran kami saat itu, mengapa? karena tidak semua orang Jakarta merasa memiliki Persija, sedangkan seorang Yanti bisa menyukai Persija. aneh memang tapi itulah kehidupan, susah untuk diprediksi.
Kesedihan kami muncul disaat kami mengingat perkataan Yanti saat itu “ The Jak Kreatif karena nyanyi terus lagu yang dukung Persija ” Dalam hati kami saat ini, itu dulu. Sekarang sering kali The Jak menyanyikan lagu yang menghina tetangga sebelah. Terbesit dalam pikiran kami “Kapan ya kita nyanyi 2 x 45 menit secara full dengan menyanyikan lagu Persija?”
Ada cerita kocak lainnya selama kami mengibarkan bendera Jakmania dan Persija,. Peristiwa ituiterjadi ketika kami membuat kaos Jak Bandung pertama. ada awalnya kami berpikir, mungkin gak ya kita bikin baju di Bandung? secara The Jak dan Viking kan musuh. Setelah berembuk akhirnya kami membuat baju itu di Bandung. Kami tidak menyangka bahwa si pembuat kaos langsung meniyakan order kami. Bagian lucunya adalah ketika kami mengambil kaos itu, kami diikuti oleh beberapa orang berbaju biru. Alhamdulillah kami pun lolos dengan kehendak Allah.. Terima kasih y Allah. Mulus bagi kamu, tetapi tidak bagi si penjual kaos, kios milikinya di datangi oleh gerombolan berbaju biru yang memaksanya untuk memberikan informasi siapa yang membuat baju ini ? Namun karena si pembuat kaos professional, mereka pun merahasiakan siapa yang mengorder kaos jakmania bandung itu… heheheh terima kasih Bapak J
Dalam mejalankan roda komunitas ini kami mempunyai dua prinsip utama. Pertama, diam dan tidak menunjukkan identitas bukan suatu bentuk ketakutan. Kedua, identitas jak maia Bandung bukanlah sebuah prestise yang dapat dipamerkan, tetapi sebagai factor pemacu bagi rekan-rekan jakmania di daerah.-daerah luar Jakarta. Alhamdulillah sampai saat ini kami memgang teguh prinsip itu, kalaupun ada bagian kami yang melanggar itu hanya oknum.
Eksistensinya kami dalam mendukung Persija memang tidak seperti kalian yang setiap saat bisa datang ke Lebak Bulus atau Gelora Bung Karno ataupun mengikuti tour tandang keluar kota. Tentu saja ada beberapa factor yang menjadi alas an bagi kami seperti terbatas uang jajan, jadwal ujian dan kuliah yang padat serta hlangan dari pacar-pacar kami hehehehe Persija sampe pacaran (kidding). Namun Alhamdulillah selama niat dan usaha sejalan, maka goal akan tercapai. Alhamdulillah setiop Persija main di kandang selalu ada perwakilan yang datang, sedangkan untuk tour luar kota ada beberapa tour yang pernah kami ikuti seperti Putrwakarta, Solo, Malang.
Banyak yang bertanya pada kami, “ Sering gak sih lo dapet terror?” Jika mendapat terror sering, bahkan menjadi makanan kami sehari-hari Bahkan sudah ada tiga anggota kami yang menjadi korban pengroyokan oknum-oknum. namun itu tidak membuat kami mundur sejengkal pun dalam mendukung Persija. Namun dibal;ik terror tentu ada hal-hal yang menyenangkan juga untuk dikenang. Misalnya. :
Pertama, tidak semua teman kami yang menjadi anggota xxxxxx memusuhi kami, bahkan tidak jarang beberapa diantara kami bersahabat. Sebut saja Andi, Andi berteman dengan salah satu ketua xxxxxx distrik salah satu universitas negeri di Bandung. Di organiasi mereka memang musuh, tetapi di luar itu mereka adalah dua orang teman yang saling menghormati. Kedua sebut saja Rizal, sebentar lagi Rizal akan membuat film Romie and Juliet menjadi kenyataan dimana ia akan mempersunting gadis xxxxxx dan masih banyak kisah dan kenangan indah dan pahit lainnya yang tidak bisa dilukiskan melalui kata-kata. Tetapai hanya bisa dilukiskan lewat tangisan dan senyuman di hati ini.
Namun yang membuat kami miris bukan karena mendapaat terror, tetapi ketika mendengar saudara-saudara kami di Jakarta saling baku hantam. Lucu memang, ketika kami dan mungkin the jak lainnya yang ada di daerah rawan seperti di Utara, Karawang, Cikarang, Cikampek dan Purwakarta bersusah payah mengibarkan panji-panji orange, malah saudara kami di Jakarta saling baku hantam. Hanya penyesalan dan air mata kesedihan yang ada di dalam pikiran kami.Namun Apapun yang terjadi kami akan selalu setia untuk mendukung Persija Jakarta.
SEMANGAT KALIAN SEMUA DI JAKARTA ADALAH SEMANGAT KAMI, NYANIYAN KALIAN ADALAH NANYIAN KAMI, KEMENANGAN KALIAN ADALAH KEMENANGAN KAMI, KEKALAHAN KALIAN ADALAH KEKALAHAN KAMI, TETAPI KEMENANGAN KALIAN DALAM MENGHABISI SESAMA ORANGE ADALAH TANGIS BUAT KAMI
DIAM BUKAN BERARTI TAKUT, EKSIS BUKAN UNTUK KESOMBONGAN, KEBERANIAN DAN KEMATIAN HANYA MILIK TUHAN. PERSIJA UNTIL DIE.
Pendukung Persija dan Pendukung Aremania dilarang mendekati, mempacari apalagi sampai menikahi Mojang Priangan (Bandung, Ciamis, Tasikmalaya, Bogor, Sukabumi, Garut, Sumedang, dll nya)
BalasHapusCARI SAJA GADIS DARI TANAH KALIAN SENDIRI, CAMKAN!
EMANGNYA GADIS DARI TANAH KALIAN JELEK-JELEK YAH SAMPAI HARUS CARI KE TANAH PARAHYANGAN ?